Hunian Dekat Stasiun KRL Jadi Pilihan Terbaik Pencari Rumah

Harga properti di Depok kembali menggeliat setelah KCI mengadakan peningkatan kualitas KRL.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jul 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2019, 11:00 WIB
Siap Beroperasi Awal 2018, Pembangunan Stasiun Sudirman Baru Capai 96 Persen
Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek melintas di area pembangunan Stasiun Sudirman Baru di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (22/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - KRL menjadi moda transportasi pilihan masyarakat menuju tempat aktivitas atau bekerja, karena dinilai lebih efisien dan terhindar dari kemacetan. Saat ini membeli rumah dekat stasiun kereta memang bisa dibilang pilihan yang cerdas. Selain lebih mudah dan lebih cepat ke tempat kerja, bebas macet, moda transportasi massal ini juga terbilang lebih hemat ongkos.

Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menjelaskan, harga hunian di tengah kota Jakarta saat ini terus meroket. Sebagai contoh, untuk sebuah unit apartemen tipe studio di kawasan Fatmawati saja banderol harga jualnya sudah mulai dari Rp 1,1 miliaran. Angka ini setara dengan harga rumah semi mewah di kawasan pinggiran seperti Tangerang Selatan atau Depok.

“Oleh karena itu hunian baik perumahan ataupun apartemen yang berada dekat stasiun Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi kini menjadi incaran banyak orang karena keunggulannya tadi, harga rumahnya yang lebih terjangkau dan mudah menjangkau Jakarta,” jelasnya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (6/7/2019).

Ike menjelaskan bahwa dari empat wilayah penyangga DKI Jakarta, yang dilalui jalur KRL yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, kenaikan harga paling pesat terjadi di area Depok. Depok dikenal sebagai kota komuter karena di wilayah ini terdapat setidaknya lima stasiun KRL yang menjadi bagian dari jalur commuter line Bogor menuju Jakarta dan sebaliknya. Transportasi umum commuter line ini sangat praktis karena bebas macet.

Sayangnya, perkembangan tata kota Depok yang kurang terstruktur membuat kota ini semakin lama semakin macet, terutama di sekitar area Margonda, yang menjadi jalur penghubung utama menuju Jakarta Selatan. Hal ini membuat indeks harga properti Depok sempat stagnan.

Harga properti di Depok kembali menggeliat setelah KCI mengadakan peningkatan kualitas KRL, mulai dari ketepatan waktu hingga kenyamanan. Saat ini setiap stasiun commuter line telah bebas pedagang asongan dengan sistem gerbang peron yang modern. Rangkaian gerbong pun semakin nyaman lewat peremajaan dan penambahan penyejuk udara.

Hal lain yang berdampak makin meningkatnya indeks harga properti Depok adalah pembangunan jalur tol baru seperti Depok-Antasari (Jakarta Selatan) serta Cinere-Serpong (Tangerang Selatan). Kedua tol baru ini menjadi alternatif jalur antarkota selain melalui Margonda.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kiat Beli Rumah Dalam Waktu Singkat Setelah Menikah

Berburu Rumah Murah di Indonesia Property Expo 2017
Maket rumah yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/8). Pameran proyek perumahan ini menjadi ajang transaksi bagi pengembang properti di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kondisi keuangan setiap pasangan berbeda-beda. Ada yang sudah cukup mapan untuk langsung membeli rumah atau mendapat hibah rumah dari orang tua, tetapi ada juga yang pas-pasan sehingga harus berusaha ekstra untuk langsung punya rumah setelah menikah.

Baca juga: Panduan Lengkap Beli Hunian Pertama

Menikah saat kondisi keuangan masih pas-pasan tidak ada salahnya. Toh, rejeki bisa dicari bersama. Bagi Anda yang ingin segera memiliki rumah setelah menikah namun kondisi keuangan masih belum pas-pasan, sebaiknya anda simak tips berikut ini:

1. Simpan kado pernikahan

Sudah menjadi sesuatu yang lumrah di Indonesia, saat menghadiri pesta pernikahan para tamu akan membawa kado berupa perlengkapan rumah tangga atau amplop yang berisi sejumlah uang.

Nah, uang hasil pemberian para tamu ini sebaiknya ditabung. Kendati nominalnya tidak seberapa, tetapi paling tidak bisa menambah pundi-pundi dana untuk uang muka rumah.

2. Atur gaji bulanan

Sebelum tanggal gajian tiba, biasakanlah untuk menghitung berapa besar penghasilan yang didapat bulan ini.

Memang, nominal gaji biasanya tetap. Tapi siapa tahu bulan ini suami/istri mendapat insentif, uang lembur, atau bisa saja salah satu teman mengembalikan uang yang pernah ia pinjam.

Dari total penghasilan bulanan suami-istri, sisihkan 25-30% untuk tabungan rumah. Artinya, hanya ada 70-75% uang dari gaji yang boleh dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.

(Mau beli rumah dengan sistem kredit? Simulasikan dulu cicilan rumah per bulannnya lewat Kalkulator KPR dari Rumah.com)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya