Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terus memantau kondisi Bandar Udara Oesman Sadik Labuha, pasca gempa yang terjadi selama dua hari di daerah di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti mengatakan, berdasarkan laporan dari Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Bandar Udara Oesman Sadik Labuha, gempa dirasakan sejak (16/7) kemarin, dan hinggga hari ini, (17/7) dengan durasi sebanyak tiga kali guncangan.
“Pasca gempa, penerbangan berjalan normal, di Bandara Oesman Sadik masih aman melayani penerbangan dari dan ke Labuha,” kata Polana di Jakarta, Rabu (17/7/2016).
Advertisement
Baca Juga
Kendati pelayanan penerbangan normal, Polana menambahkan, dampak terjadinya gempa berimbas pada adanya keretakan di beberapa dinding bangunan di kantor administrasi dan gedung terminal penumpang.
Untuk itu, Polana meminta kepada stakeholder penerbangan diantaranya Unit Penyelenggara Bandar Udara, AirNav Indonesia, maupun maskapai untuk tetap waspada baik terhadap gempa susulan maupun efek dari gempa, terutama terhadap bangunan serta sarana dan prasarana penerbangan.
"Mengingat saat ini sering terjadi gempa, agar antisipasi dan disiagakan personel untuk monitor dan membantu apabila ada kejadian yang signifikan. Airport Emergency Plan agar dipahami dan lakukan mitigasi bila ada bencana serta koordinasi dengan pihak terkait," arahan Dirjen Perhuhungan Udara.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belum Membahagiakan
Di lokasi, Kepala UPBU Bandara Oesman Sadik Labuha, Petrus Marina menjelaskan, keretakan yang terjadi di bangunan seperti kantor administrasi dan terminal belum membahayakan, namun jika gempa susulan terjadi maka dikhawatirkan akan menggangu operasional penerbangan dan membahayakan penumpang.
“Pasca gempa kami melakukan pengecekan menyeluruh mulai dari sisi udara dan darat, akibat gempa hanya didapati beberapa keretakan di bangunan kantor admistrasi dan terminal bandara,” kata Petrus di Labuha.
Petrus menambahkan, pasca gempa, operasional di Bandar Udara Oesman Sadik yang memiliki panjang landasan (runway) 1.650 meter x 30 meter masih berjalan normal yang dilayani maskapai Wings Air setiap hari dengan rute Labuhan, Ternate, Manado PP serta melayani pesawat carter untuk perusahaan tambang.
Advertisement
Pemerintah Beri Bantuan Air Bersih dan Sanitasi Korban Gempa Maluku Utara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya penanganan tanggap darurat pascabencana gempa di Halmahera Selatan, Maluku Utara yang terjadi pada 14 Juli 2019.
Gempa yang mengguncang beberapa kali ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bangunan dan turut menimbulkan korban jiwa akibat tertimpa runtuhan bangunan.
Bantuan tanggap darurat disalurkan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya berupa layanan air bersih dan sanitasi, termasuk fasilitas MCK darurat ke lokasi-lokasi pengungsian korban bencana gempa di Kabupaten Halmahera Selatan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan, ketersediaan prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi untuk keperluan sehari-hari para korban dan pengungsi merupakan hal terpenting dalam masa tanggap darurat bencana.
"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," ujar Menteri Basuki, Rabu (17/7/2019).
Bantuan secara bertahap disalurkan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara sejak 15 Juli 2019. Peralatan yang digunakan berupa 1 unit Mobil Tangki Air, 2 unit WC Darurat, 2 unit profil tank, 1 unit genset, dan 5 unit tenda darurat. Seluruh peralatan tersebut didistribusikan langsung ke lokasi terdampak bencana.
Dari hasil identifikasi sementara berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, kerusakan rumah warga tersebar di sejumlah desa di wilayah Gane dan Bacan. Antara lain, di Desa Ranga-Ranga 300 unit, Desa Gane Dalam 380 unit, Desa Sawah 6 unit, Desa Gaimu 10 unit, Desa Kuo 10 unit, Desa Liaro 20 unit, Desa Tomara 40 unit, dan Desa Tanjung Jere 2 unit.
Selain itu, gempa juga menyebabkan dua sekolah dan satu rumah ibadah di Desa Ranga-Ranga rusak berat, dan tiga sekolah serta satu masjid di Desa Gane rusak berat.