Generasi Milenial Diminta Bijak Gunakan Internet

Karakter generasi milenial saat menjadi sorotan utama dalam pembangunan komunikasi dan informasi.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Jul 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 09:30 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan upaya memberantas konten-konten negatif dan berita bohong (hoaks) lewat kegiatan dialog publik. Ini salah satunya menyasar para generasi milenial yang lekat dengan internet dan gadget.

Staf ahli Menteri Komunikasi dan Informatika , Henry Subiakto mengatakan, karakter generasi milenial saat menjadi sorotan utama dalam pembangunan komunikasi dan informasi. Smartphone dan koneksi internet, disebutnya sebagai kebutuhan primer bagi generasi milenial saat ini.

“Mereka (generasi milenial) membutuhkan smartphone dan koneksi internet sebagaimana manusia membutuhkan oksigen,” ujar Henry dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (28/7/2019).

Menariknya, Henry melanjutkan, karakter generasi milenial di internet selain untuk eksistensi diri di gadget, mereka juga menyukai inovasi, perhatian pada lingkungan, isu-isu keadilan dan sosial politik. Inilah yang menjadi penyebab terdapat gejala sosial di era digital, di mana terdapat pembelahan dan diprovokasi oleh isi media sosial yang dipenuhi hoaks dan hate speech, yang secara tidak sadar mempengaruhi perilaku pengguna aktif media sosial.

“Inilah kenapa literasi menjadi penting. Orang sekarang hanya bisa terpisah 7 menit dengan handphonenya, dan rata-rata 4 jam sehari terkoneksi dengan internet,” terang Henry.

Henry memaparkan beberapa hal yang menyerang dan mengancam karakter dan persatuan bangsa lewat internet. Pertama, propaganda asing. Kedua, masuknya propaganda ideologi transnasional seperti NIIS dan ISIS. Ketiga, intoleransi dan radikalisme dan terakhir adalah weaponization of social media (tempur politik di media sosial). 

“Hoax menjadi alat propaganda yang dimanfaatkan banyak pihak, menjadi political game di berbagai negara,” ujarnya.

Co-Founder Peace Generation Irfan Amalee, menyatakan, salah satu penyebab kelompok milenial sangat rentan terkena dampak propoganda adalah kelompok ini menerima banyak hal dengan terbuka tanpa menyaring atau memfilter informasi yang didapatkan.

"Karena miskin critical thinking makanya kelompok Milenial rentan jadi radikal," ungkap dia.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rilis Milenesia Cash Fund, Narada Targetkan 1.000 Investor Milenial

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Narada Asset Management meluncurkan Narada 'Milenesia Cash Fund' yakni produk reksa dana pasar uang. Dari produk ini perusahaan menargetkan dapat membidik minimal 1.000 nasabah dalam waktu satu bulan.

"Kita tidak menargetkan volume untuk produk pasar uang, tapi minimal 1.000 investor dalam waktu satu bulan, caranya edukasi kerjasama dengan SGE atau keliling kampus misalnya," tutur Chief Marketing Officer Narada Asset Managent, Anie Puspitasari di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Menurutnya, produk reksa dana pasar uang sangat sesuai bagi investor pemula yang belum pernah melakukan investasi dan menjadi yang paling tepat jika ingin berinvestasi dalam waktu jangka pendek.

Menariknya untuk berinvestasi melalui reksa dana pasar uang ini, investor tidak harus mengeluarkan kocek yang besar, dapat dimulai dengan jumlah yang kecil yakni Rp 10.000.

"Tidak ada perbedaan return mulai dengan jumlah yang kecil atau besar. Reksa dana pasar uang juga sangat fleksibel dimana dana dapat diambil sewaktu-waktu tanpa ada tenor atau jangka waktu," ujarnya.

Selain itu, reksa dana pasar uang diklaim memiliki tingkat risiko paling rendah dibanding dengan jenis reksa dana lainnya, namun tetap memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding dengan deposito.

"Reksa dana pasar uang bukan merupakan objek pajak sehingga tidak ada pemotongan biaya," tuturnya.  

Bidik Milenial, Sequis Life Luncurkan M!Protection

President Director & CEO Sequis Life Tatang Widjaja
President Director & CEO Sequis Life Tatang Widjaja pada peluncuran produk asuransi kesehatan terbarunya, M!Protection. (Liputan6.com/Ayu Lestari Wahyu)

PT Asuransi Jiwa baru saja meluncurkan produk asuransi kesehatan terbarunya, M!Protection di Sequis Center, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Menurut President Director & CEO Sequis Life Tatang Widjaja, produk asuransi ini hadir khusus untuk membidik pangsa pasar generasi milenial yang diperkirakan akan memuncak pada 2030. 

“Generasi Milenial pada 2030 akan ada 90 juta jiwa. Ini merupakan pangsa pasar dan kesempatan yang terbesar,” jelas Tatang. 

Dalam paparannya, Tatang juga mengklaim jika produk ini merupakan produk asuransi yang paling berbeda diantara para pesaingnya. Pasalnya produk ini ada karena dirancang oleh para milenial atau M!Power, dan hadir untuk milenial.

“Apa yg membedakan M!Power dengan yg lain, ini dirancang oleh milenial disajikan untuk milenial dan dikelola oleh milenial. Jadi dari dan untuk milenial. Berbeda dengan perusahaan lain, mereka hanya memakai milenial sebagai bungkus produknya, namun pelayanannya masih menggunakan cara konvensional,” terang Tatang.

Dengan M!Protection Tatang menargetkan akan meraih premi hingga Rp 8 miliar hingga akhir tahun ini. Selain itu, ia juga menargetkan dapat menambah para agen profesionalnya mencapai 900 orang.

Untuk mencapai target tersebut, Tatang mengatakan M!Power juga akan bekerjasama dengan para komunitas dan influencer di seluruh Indonesia untuk bergabung dan memakai M!Protection

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya