Wika Catatkan Laba Bersih Rp 1 Triliun di Semester I 2019

WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar, lantaran masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Jul 2019, 20:20 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2019, 20:20 WIB
(Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)
Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Barat (Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mencatatkan laba bersih Rp 1,02 triliun pada semester 2019.  WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar.

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengungkapkan, keberhasilan tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas dan efisiensi yang telah dilakukan perseroan sehingga membuahkan net profit margin sebesar 8,93 persen dari penjualan Rp 11,36 triliun.

"Kami ingin menjadi perusahaan engineering, procurement and construction (EPC) dan investasi terdepan yang berfokus pada kualitas sehingga semua pengerjaan harus dimulai dengan proses perencanaan yang baik dan terukur," jelas Tumiyana di Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Berdasarkan catatan perseroan, kinerja positif WIKApada semester awal tahun ini juga turut tercermin dari raihan kontrak baru yang mencapai Rp 15,23 triliun. Segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi sebesar 39,27 persen, segmen energi dan industrial plant 39 persen, segmen industri 17,60 persen, dan segmen properti sebesar 4,12 persen.

Adapun deretan kontrak baru selama 2019 yang berhasil diraih perseroan di antaranya pembangunan Jalan Tol Serpong–Balaraja, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, serta Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta beserta dengan proyek-proyek luar negeri antara lain di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.

 

Penghematan

(Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)
Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Barat (Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)

Selama ini, lanjut Tumiyana, pihaknya telah memanfaatkan Building Information Modelling dengan optimal untuk merumuskan bentuk desain, model, visualisasi, dan simulasi.

"Dengan demikian, lanjutnya, segala risiko termasuk yang menyebabkan biaya pengerjaan menjadi lebih besar pada saat proses konstruksi bisa lebih diminimalisir," sambungnya.

Dia juga menyampaikan keyakinan bahwa WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar, lantaran masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan.

"Saat ini, net gearing ratio dan gross gearing ratio perusahaan masing-masing tercatat masih di angka 0,74 dan 1,05," pungkas Tumiyana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya