Menteri PUPR: Ibu Kota Baru Dekat Lokasi Tambang

Kementerian PUPR membeberkan lokasi ibu kota baru kemungkinan dekat dengan lokasi tambang, sehingga kualitas air bersih sangat penting.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Agu 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2019, 19:30 WIB
Mencari Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini masih terus mengkaji wilayah yang layak untuk menjadi ibu kota baru pengganti Jakarta. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Ibu Kota Negara (IKN) baru telah resmi ditetapkan berada di Pulau Kalimantan. Namun lokasi tepatnya masih dirahasiakan hingga sekarang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono memberi bocoran lokasi tersebut ada kemungkinan berdekatan dengan lokasi pertambangan.

Hal itu terungkap saat Menteri Basuki membahas kualitas air bersih di IKN baru. Menurutnya kualitas air sangat penting sebab lokasinya dekat dengan pertambangan.

"Yang perlu diperhatikan di rencana lokasi adalah kualitas airnya, karena di sana banyak tambang-tambang. Jadi itu pasti nanti mempengaruhi kualitas air terutama air permukaannyanya," kata dia dalam acara Dialog Nasional III: Pemindahan Ibu Kota Negara, di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Kendati demikian, dia tidak merinci sedekat apa lokasi IKN baru dengan pertambangan. Dia hanya menjelaskan bahwa ada dua lokasi di Kalimantan yang jadi alternatif ibu kota baru Indonesia.

Saat ditanya lokasinya mana saja, Basuki mengatakan akan disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pemetaannya belum, baru dari pemetaannya (Kementerian) ATR saja. Kira-kira gitu, ada 2 lokasi di Kalimantan itu. (Lokasinya) tunggu nanti Pak Presiden sampaikan," tutup menteri PUPR.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ibu Kota Baru Dibangun Mulai 2021, Ini Tahapannya

Mencari Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Pemerintah belum memutuskan lokasi ibu kota baru pengganti Jakarta. (Liputan6.com/JohanTallo)

Pemerintah telah resmi mengumumkan bahwa ibu kota akan dipindah dari Jakarta ke Kalimantan. Pemindahan tersebut rencananya akan dimulai pada 2021 mendatang.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan rincian pengembangan jangka panjang ibu kota baru telah disusun hingga tahun 2045.

Dia menyebutkan pusat pemerintahan di ibu kota baru akan dimulai dari lahan seluas 2.000 hektar. Pembangunan tahap awalnya akan dimulai pada 2021-2024.

"Pusat pemerintahan dengan luas kira-kira 2.000 hektare, itu yang pasti akan berisi seluruh keperluan eksekutif, yudikatif, legislatif, termasuk istana, DPR, MA, MK, yang lainnya," kata dia dalam acara Dialog Nasional III: Pemindahan Ibu Kota Negara, di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Oleh karena itu dia memaparkan pembangunan tahap awal di ibu kota baru adalah berupa gedung-gedung pemerintahan, kantor-kantor pejabat negara, termasuk taman budaya dan botanical garden sebagai zona hijau.

Tahap selanjutnya akan berlangsung pada 2025-2029. Dimana pada 2029 luas ibu kota diperkirakan telah berkembang dan meluas menjadi 40 ribu hektare.

Pada tahap kedua tersebut mulai dibangun rumah bagi para ASN, TNI/Polri, serta fasilitas penunjang lainnya seperti pendidikan, kesehatan, universitas, science and technic park, high tech and clean industries, R&D center, hingga sport center.

"Kemudian tentunya fasilitas penunjang lainnya, dan dari diskusi ada permintaan dari TNI terutama untuk membangun military base, baik darat, luat, udara di daerah sekitar ibu kota baru," ujarnya.

 

Tahap Terakhir

Bukit Soeharto
Kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Bukit Soeharto di Kutai Kartanegara (Kukar) Kaltim menjadi salah satu calon kuat ibu kota yang baru. (Liputan6.com/ Abelda Gunawan)

Tahap terakhir yaitu 2030-2045. Pada saat itu, luas ibu kota diperkirakan telah mencapai 200 ribu hektare atau lebih. Dengan fokus pembangunan yang lebih luas seperti taman nasional, konservasi orangutan, dan klaster permukiman non ASN.

Dengan demikian, dia optimis ibu kota baru ini akan tumbuh menjadi sebuah kota besar dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi.

"Jadi sangat mungkin, apalagi melihat penduduk Indonesia yang jelas besar, maka kota ini tidak dalam waktu dekat, tapi dalam jangka panjang akan menjadi kota yang cukup besar yang 1,5 juta orang kira-kira," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya