Realisasi Kontrak Baru Wika Masih Jauh di Bawah Target

Target laba Wika tahun ini mencapai Rp 3 triliun, naik Rp 1 triliun dari laba tahun sebelumnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Agu 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 14:00 WIB
(Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)
Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Barat (Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) tbk (Wika) fokus mengejar target kontrak baru senilai Rp 61 triliun di tahun ini. Hingga akhir semester I 2019, perseroan baru berhasil mendapat kontrak baru Rp 15,2 triliun. Kontrak tersebut didominasi kontrak antar BUMN dengan porsi 57,4 persen.

Direktur Utama Wika Tumiyana menyebutkan, perseroan tidak akan melakukan revise down dari target Rp 61 triliun. Ia yakin target akan terkejar meningkat di semester II seiring berjalanannya belanja pemerintah dan selesainya proses pemilu yang notabene membuat swasta wait-and-see.

"Kontrak baru itu target kita Rp 61 triliun sekarang baru capai Rp 15 triliun sekian. Sampai dengan kuartal III itu akan bergerak ke angka Rp 37 triliun. Pada saat government spending bergerak, angka Rp 61 triliun itu saya tak akan revise down. Saya enggak pernah revise. Saya bilang boleh revise, tapi naik," jelas Tumiyana pada Rabu (7/8/2019) di kantor Kementerian BUMN di Jakarta.

Per semester I 2019, Wika mendapat kontrak swasta sebesar 29,08 persen, luar negeri sebesar 9,92 persen, pemerintah sebesar 3,55 persen, dan BUMN sebesar 57,4 persen. Tumiyana menyebut porsi BUMN akan menurun hingga akhir 2019. Itu pun dipengaruhi porsi kontrak pemerintah yang akan makin tinggi, yakni 16,48 persen.

Meski demikian, ia menyebut porsi BUMN bukanlah sebuah momok negatif, pasalnya itu mendukung sinergi antar BUMN. Total kontrak BUMN sendiri sudah mencapai Rp 18 triliun.

"Sekarang dengan posisi politik prosesnya rampung, otomatis porsi private sector akan mulai jalan, government spending mulai naik, yang oversea juga bergerak, sehingga nanti porsi SOE (state-owned enterprise) akan kembali ke posisi 30 persen," jelasnya.

Pada akhir 2019, Wika menghitung porsi kontrak pemerintah akan menjadi 16,48 persen, swasta sebesar 24,07 persen, investasi sebesar 24,17 persen, overseas 5,68 persen, dan BUMN menjadi 29,62 persen. Target laba mereka tahun ini mencapai Rp 3 triliun, naik Rp 1 triliun dari laba tahun sebelumnya.

 

Wika Catatkan Laba Bersih Rp 1 Triliun di Semester I 2019

(Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)
Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Barat (Foto: Dok PT Wijaya Karya Tbk)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mencatatkan laba bersih Rp 1,02 triliun pada semester 2019.  WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar.

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengungkapkan, keberhasilan tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas dan efisiensi yang telah dilakukan perseroan sehingga membuahkan net profit margin sebesar 8,93 persen dari penjualan Rp 11,36 triliun. 

"Kami ingin menjadi perusahaan engineering, procurement and construction (EPC) dan investasi terdepan yang berfokus pada kualitas sehingga semua pengerjaan harus dimulai dengan proses perencanaan yang baik dan terukur," jelas Tumiyana di Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Berdasarkan catatan perseroan, kinerja positif WIKApada semester awal tahun ini juga turut tercermin dari raihan kontrak baru yang mencapai Rp 15,23 triliun. Segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi sebesar 39,27 persen, segmen energi dan industrial plant 39 persen, segmen industri 17,60 persen, dan segmen properti sebesar 4,12 persen.

Adapun deretan kontrak baru selama 2019 yang berhasil diraih perseroan di antaranya pembangunan Jalan Tol Serpong–Balaraja, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, serta Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta beserta dengan proyek-proyek luar negeri antara lain di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya