BI Buka Kemungkinan Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

BI selaku bank sentral membuka ruang lebar untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya di tahun ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 09 Agu 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 10:30 WIB
Rapat Kerja
Gubernur BI Perry Warjiyo mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus menerapkan kebijakan akomodatif guna menstimulus pertumbuhan ekonomi sekaligus menyesuaikan ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI selaku bank sentral membuka ruang lebar untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya di tahun ini.

"Kami sudah memberikan forward guidance, kita masih ada ruang untuk kebijakan akomodatif. Baik itu dengan melonggarkan likuiditas ataupun penurunan suku bunga," tuturnya dalam ulang tahun Kemenko Bidang Perekonomian ke-54 di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Perry melanjutkan, meski pada tahun lalu BI agak sulit menerapkan kebijakan moneter. Tahun ini pihaknya optimistis untuk menjaga stabilitas keuangan dalam negeri.

"Tahun lalu memang agak sulit BI manuver di kebijakan moneter. Tapi kedepan pertumbuhan ekonomi kita akan terus naik. Transformasi ekonomi dengan 3 kunci yaitu optimistis, policy mix, dan sinergi," paparnya.

"Kami sudak buktikan pelonggaran dengan penurunan suku bunga atau pun penurun Giro Wajib Minimum (GWM)," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengusaha Apresiasi BI Turunkan Suku Bunga Acuan

20161129- Kadin dan Apindo Angkat Bicara Dampak Aksi 212-Jakarta- Angga Yuniar
Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani (kiri) memberikan tanggapan terkait rencana Aksi 2 Desember di Jakarta, Selasa (29/11). Hariyadi berharap Aksi 212 berjalan tertib dan tidak mengganggu kegiatan usaha. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, menyambut baik langkah Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga acuannya. Menurutnya, adanya penurunan ini, maka akan berdampak positif bagi pelaku pasar di Indonesia.

"Saya rasa bagus karena ini kan sebetulnya kita berharap dari rapat lalu dua bulan lalu. Tapi tidak apa-apa sekarang responsnya sebetulnya harusnya turun. Untuk memberikan konfiden pada pasar," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Hariyadi menilai keputusan BI ini dalam menurunkan suku bunga ini pun tidak lepas dari kondisi global yang saat ini cukup stabil.

"Jadi saya rasa secara makronya juga bagus dan di dalam negeri sendiri semester II biasanya dari segi historical datanya lebih baik. Memang sangat memungkinkan untuk turun," pungkasnya.

BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Seperti diketahui sebelumnya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juli 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia BI 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan menjadi angka 5,75 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5 persen dan Lending Facility 6,5 persen.

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 17-18 Juli 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day repo rate," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Kamis (18/7).

Penurunan suku bunga menurutnya dilakukan sejalan dengan kondisi perekonomian global yang melambat.

"Kebijakan ini sejalan dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi ke depan dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas ekonomi Indonesia yang terkendali," ujarnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya