Liputan6.com, Jakarta Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin mengapresiasi acara “SD Symposium 10 Years” yang diselenggarakan perusahaan SCG di Bangkok yang mengangkat isu circular economy.
“Topik ini penting karena dengan dengan adanya circular economy itu tidak ada satu barang pun yang jadi sampah, tapi dapat digunakan kembali,” kata Safri pada acara SD Symposium di Bangkok, Senin (26/8/2019).
Safri menjelaskan adanya circular economy maka jumlah sampah terutama sampah plastik sekali pakai akan jauh berkurang. Hal tersebut yang kini sedang digenjot pemerintah Indonesia untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Advertisement
“Misalnya kita produce plastik, dia akan jadi barang jadi, bisa dipakai ulang. Akhirnya kita bisa minimalisasi sampah. Ini yang sekarang kita coba terapkan di Indonesia. Tentu saja perlu banyak kampanye ke masyarakat sehingga meraka tahu barang yang mereka punya bisa digunakan kembali, bukan langsung dibuang,” jelas Safri.
Baca Juga
Ia mengakui, pengolahan limbah sampah di Indonesia masih belum menjadi perhatian. “Iya betul karena masih bisa kita lihat jumlah sampah yg bisa kita kelola baru 67 persen, sisanya itu 30 persen masih unmanageable. Sedangkan di Jepang sudah 0 persen. Artinya kalau kita sudah manage dengan baik, tidak ada satu sampah yang dibuang percuma,”katanya.
Saat ini, lanjut Safri, baru dua kota Indonesia yang mampu menjalankan circular economy yakni Surabaya dan Jakarta. Oleh karena itu, ke depan pihaknya mendorong pihak swasta untuk mau ikut andil dalam pengelolaan dan pengolohan sampah.
“Contohnya Surabaya dan Jakarta sudah baik karena budget yang diberikan Jakarta cukup besar untuk sampah. Makanya kita sarankan apakah ke depan harus dinas yang tangani? Kenapa gak serahkan ke private sector? Karena kunci utama adalah pengelolaannya. Kan masalah kita selalu dari rumah tangga,” tandasnya.
Adapun SD Symposium 2019 mengambil tema “Collaboration for Action”. Acara ini dihadiri lintas sektor untuk mendorong circular economy, diantaranya pelaku industri, The United Nation (UN), The World Business Council for Sustainavle Development (WBCSD), The Thai Chamber of Commerce. Dari Indonesia turut hadir perwakilan Kemenko Maritim dan tim dari SCG Indonesia.