Budi Waseso Minta Pejabat Bulog Ikut Operasi Pasar

pada hari ini menggelar operasi pasar dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Sep 2019, 10:45 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 10:45 WIB
Operasi Pasar Perum Bulog
Operasi Pasar Perum Bulog (dok: Maulandy)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog pada hari ini menggelar operasi pasar dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH) beras, minyak goreng dan gula pasir di pasaran. Kegiatan ini akan dilaksanakan di 20 pasar yang ada di DKI Jakarta selama 3 hari, yakni sejak 24-26 September 2019.

Adapun pada kesempatan ini, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menugaskan seluruh karyawan dan pejabat Bulog untuk ikut serta turun ke lapangan, sehingga mereka bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana praktiknya.

Budi Waseso mengatakan, pihaknya mengadakan operasi pasar lantaran ingin menunaikan tugas menjaga stabilisasi harga. Inisiatif ini dilakukan guna menindaki musim panen di sejumlah daerah yang telah usai, sehingga harga gabah mulai naik.

"Kita dapat penugasan untuk stabilisasi harga itu sampai Desember. Ini masih bisa berlanjut, bilamana tahun depan itu memang masih diperlukan untuk operasi pasar. Dan kita punya stok yang cukup. Jadi untuk operasi pasar ini kita tinggal mengantisipasi dan siapkan dari jauh hari," jelasnya pada saat acara peluncuran operasi pasar KPSH di kantornya, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Pria yang akrab disapa Buwas ini menyampaikan, Perum Bulog telah menargetkan rata-rata penyaluran 15 ribu ton per hari dalam kurun waktu Agustus-September tahun ini. Khusus di wilayah DKI Jakarta, jumlah yang disalurkan mencapai 2 ribu ton per hari.

"Kita siapkan per hari untuk seluruh Indonesia 15 ribu ton. Kalau di Jakarta 2 ribu ton. Untuk operasi pasar kita persiapkan 500 ribu ton. Ini sampai Desember. Kalau per hari kita rata-rata bisa 15 ribu (ton), kan belum apa-apa," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyaluran Operasi Pasar

Buwas Bahas Anggaran dan Kinerja Bulog Bersama DPR
Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (20/6/2019). Rapat membahas RKA Kementerian dan Lembaga Tahun 2020, evaluasi pelaksanaan anggaran triwulan I dan kinerja Bulog selama tahun 2018. (Liputan6.com/JohanTallo)

Berdasarkan data milik Perum Bulog, penyaluran operasi pasar hingga 23 September 2019 telah mencapai sebesar 333.475 kg, dengan rata-rata realisasi per hari 1.126 ton. Khusus DKI, realisasi kegiatan KPSH per 23 September 2019 mencapai 42.026 ton, dengan rata-rata realisasi per hari 2.159 ton.

Lebih lanjut, Buwas mengarahkan agar seluruh pegawainya, baik yang ada di pusat maupun daerah, untuk terjun langsung dalam gelaran operasi pasar KPSH kali ini.

"Sekarang kita bangun komitmen ini dengan semua pegawai Bulog turun ke lapangan, di seluruh Indonesia. Jadi untuk melihat sendiri. Kita tidak hanya di belakang meja, terus tahu laporannya, tapi semua turun," tegasnya.

"Jadi dari kepala divisi semua diturunkan. Supaya semua tahu sendiri kondisi di lapangan. Jadi mereka bisa mengantisipasi dari apa yang ditemukan di lapangan," dia menandaskan.

Kemasan Vakum, Cara Bulog Tangkal Serangan Mafia Beras

Bulog Sumsel Hanya Serap 31 Persen Beras Petani Lokal
Stok beras di gudang Perum Bulog Divre Sumsel Babel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Perum Bulog akan meningkatkan kualitas beras yang dijual dengan memperbaiki kemasan sehingga bebas dari kutu. Selain itu, kemasan baru ini juga tidak bisa dipalsukan oleh mafia penyaluran ‎Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)‎.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog akan melakukan perubahan kemasan beras dengan metode vakum. Hal ini untuk meningkatkan kualitas beras dan menghindari pemalusan kemasan beras Bulog.

Selama ini memang tersebar di daerah beras dengan kualitas rendah yang dibungkus dengan kemasan berlabel Bulog.

"Saya akan terus mengubah produk saya supaya tidak dijiplak selama ini karung kita ditiru, dipalsukan, bagaimana menjelekkan pemerintah dengan beras Bulog," kata Budi, di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Selain menghindari pemalsuan beras yang mengatasnamakan Bulog, ‎kemasan vakum juga untuk meningkatkan kualitas beras yang dijual. Sebab kutu beras tidak bisa hidup dengan kondisi kemasan tanpa udara.

"Beras kita vakum menjamin kutu tidak hidup, ini diprosesing bagus ini disimpan 6-7 bulan bagus," tuturnya.

Menurut Budi, memvakum ‎kemasan beras merupakan bukti Bulog hadir untuk masyarakat, dengan menghadirkan beras berkualitas sehingga masyarakat menikmati pangan dengan layak.

"Kita pastikan beras berkualitas. Ini bukti Bulog selalu ingin hadir dan berkualitas," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya