Banjir Jakarta Bikin Harga Beras Naik

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi pada Januari sebesar 0,41 persen secara secara month to month (mtm).

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2020, 14:55 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2020, 14:55 WIB
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bahwa harga beras menjadi salah satu komoditas yang terdampak paling besar pada saat banjir kemarin. Hal itu berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan pihaknya di sejumlah daerah Jabodetabek.

"Di sejumlah daerah mengalami banjir seperti di Jakarta, Depok, secara umum dampaknya lebih terlihat pada harga beras," kata Perry saat ditemui di Jakarta, Jumat (10/1/2020). Dampak tersebut berita kenaikan harga.

Perry menyebut untuk beberapa komoditas lainnya tidak terlalu berdampak secara keseluruhan. Mengingat banjir sendiri terbatas pada sejumlah daerah khususnya di Jabodetabek dan sekitarnya.

"Memang terhadap harga beras berdampak dan harga lain masih terkendali," jelas dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi pada Januari sebesar 0,41 persen secara secara month to month (mtm). Sementara, secara year on year (yoy) tercatat sebesar 2,81 persen.

Perry mengatakan inflasi pada Januari sebesar 0,41 persen tersebut menjadi terendah sejak 2016 lalu. Di mana rata-rata inflasi pada Januari berada di kisaran 0,64 persen secara mtm.

"Pergerakan di bulan Januari kami perkirakan inflasinya mtm-nya 0,41 persen. Kalau yoy 2,81 persen. Alhamdulillah lebih rendah dari rata-rata histories-nya," katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: Banjir Jakarta Bakal Berdampak ke Inflasi di 2020

Ciliwung Meluap, Banjir Rendam Kawasan Rawajati
Warga dievakuasi menggunakan perahu karet dari salah satu gang di Kawasan Rawajati yang tergenang banjir, Jakarta, Rabu Rabu (1/1/2020). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Selasa sore (31/12/2019) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Jakarta. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, musibah banjir di awal 2020 yang melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya tentu akan berpengaruh terhadap pergerakan inflasi ke depannya.

"Banjir tentunya akan berpengaruh. Kalau itu kontinyu, kalau selama banjir ini tidak berpengaruh kepada pasokan dan distribusi, besok akan pulih, itu pengaruhnya tidak akan besar, tapi pasti ada," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (2/1/2020).

Banjir di musim pergantian tahun ini memang banyak menerjang berbagai wilayah Jakarta. Termasuk kantor BPS di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, yang tergenang air setinggi betis kaki pria dewasa. 

Oleh karenanya, Suhariyanto berharap, masalah banjir ini bisa segera teratasi sehingga aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan normal.

"Tentunya kita berharap kalau banjir tidak akan keterusan, karena kita harus berjalan kaki terus-terusan. Jadi mudah-mudahan enggak, kita harapkan sudah, sehingga semua musibah ini akan berhenti," kata dia.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi dalam satu tahun kalender 2019 sebesar 2,72 persen. Angka tersebut merupakan yang terendah selama satu dekade, yakni dalam rentang waktu 2010-2019.

Suhariyanto menjelaskan, inflasi pada 2019 dalam 3 tahun terakhir adalah yang terendah dibanding 2018 (3,13 persen) dan 2017 (3,61 persen). Bahkan, menjadi yang tertinggi selama satu dekade.

"Inflasi 2019 selama satu dekade adalah yang terendah. Pada 2009, 2,78 persen, 1999 sebesar 2,13 persen. Jadi 2,72 persen selama 10 tahun terakhir adalah yang pertama," tukas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya