Menkop Dukung Program 1.000 Desa Bambu

Pprogram 1.000 Desa Bambu diusulkan oleh Yayasan Bambu Lestari.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Jan 2020, 13:32 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2020, 13:32 WIB
Teten Masduki
Mantan Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Kedatangan Teten ini menyusul sejumlah tokoh sebelumnya yang berdatangan ke Istana sejak Senin kemarin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mendukung penuh program 1.000 Desa Bambu, yang diusulkan oleh Yayasan Bambu Lestari.

"Nah, ini bambu memang akan menjadi perhatian Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), karena kita Kementerian Koperasi UMKM diminta oleh menteri LHK Untuk memanfaatkan tanah hutan sosial yang sudah diberikan ke masyarakat untuk dimanfaatkan ekonominya," kata Teten di Ruang Kerja Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Program 1.000 desa bambu, akan menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan dan diwujudkan dalam waktu dekat ini, dengan memanfaatkan tanah perhutanan sosial untuk kepentingan masyarakat daerah.

Selanjutnya, Menteri Teten mengungkapkan alasannya mendukung program 1.000 desa bambu ini.

"Kenapa bambu, karena memang permintaan bambu itu cukup besar untuk industri furniture, alat-alat rumah tangga dan barang seni lainnya, dan kita punya tradisi di desa-desa di hampir seluruh Indonesia punya tradisi bambu," Ungkapnya.

Memang desa-desa di Indonesia seperti di Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Sumater, Kalimantan, itu banyak bambu dan tanah yang bisa dimanfaatkan. Tinggal bagaimana, sebagai Kementerian ikut andil dalam mengembangkan model bisnisnya, agar tumbuh.

Model bisnis yang digunakan berupa kemitraan antara rakyat dengan pengusaha besar, yang akan menjadi pengamat daripada bambunya.

"Jadi nanti makanya kita akan coba Scaling Up, bambu yang diminta pasar itu yang seperti apa, lalu prosesnya nanti dibuat sampai setengah jadi di desa-desa, nanti di diambil oleh industri, nah ini saya kira akan bambu juga punya expect ekologi," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jawab Isu Lingkungan

[Bintang] Jawa Timur
Hutan Bambu Keputih, Surabaya, Jawa Timur. (merdlicious/Instagram)

Ia pun mengatakan sudah melihat analisa usaha bambu ini, yang bisa digunakan untuk menjawab isu lingkungan serta isu tentang kemiskinan.

Sementara itu, menurutnya tidak sulit untuk mengenalkan bambu kepada masyarakat.

"Nanti ini yang akan kita jadikan proyek besar kerjasama koperasi UMKM, dengan usaha besar dalam pengembangan bambu," ungkapnya.

Kendati begitu, Menteri Teten tidak mengatakan secara jelas target waktu pelaksanaan program tersebut, karena di beberapa daerah model bisnisnya sudah mulai digerakkan, seperti di NTT, Jawa Barat, dan di desa-desa lainnya.

"Iya ini bisa secepatnya sih, ada beberapa yang sebenarnya sudah jalan, di NTT modelnya sudah ada, di Kabupaten sudah ada di desa-desa di Jawa Barat juga sudah ada, tadi saya bawa petani dari Jabar Selatan, di Jabar Selatan sudah siap petani-petaninya ikut program ini," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya