Curah Hujan Jakarta Tinggi, Ini Antisipasi PLN Amankan Kelistrikan

Gardu-gardu listrik PLN ditinggikan hingga 1,5-2 meter. Hal tersebut berguna agar gardu-gardu tersebut tidak terendam lagi.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Feb 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2020, 19:00 WIB
Underpass Kemayoran Penuh Sampah Akibat Banjir
Petugas Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran membersihkan sampah yang muncul akibat banjir di Underpass Kemayoran, Jakarta, Minggu (2/2/2020). Selain melumpuhkan akses, banjir setinggi hingga 5 meter tersebut menyebabkan sampah memenuhi Underpass Kemayoran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Melihat dari peristiwa bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya awal Januari 2020, PT PLN (Persero) pun menyiapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi banjir lanjutan karena melihat curah hujan yang masih cukup tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi, Jakarta Raya, M Ikhsan Asaad, mengatakan PLN setiap tahun telah memiliki program peninggian gardu-gardu distribusi. Keberadaan gardu tersebut sangat penting karena akan memasok listrik langsung ke rumah-rumah penduduk.

"Itu ditinggikan setiap tahun berdasarkan data yang kita terima dan kita peroleh dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) atau dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika),” ujar Ikhsan kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (2/2/2020).

Dia memaparkan dengan upaya meninggikan gardu itu, bertujuan supaya meminimalisir adanya warga yang tesengat aliran listrik saat banjir dan curah hujan tinggi. Misalnya pada 2018 saja PLN meninggikan 2038 gardu di wilayah Jakarta, selanjutnya 2019 berjumlah 90 gardu.

Gardu-gardu listrik PLN yang ditinggikan hingga 1,5-2 meter, dan hal tersebut berguna gardu-gardu jadi tidak terendam lagi.

“Nah kita tinggikan satu setengah meter sampai dua meter kita tinggikan, sehingga tadi semakin kecil kemungkinan kerendam, karena seperti kejadian kemarin di 1 Januari, ada 15.000 distribusi gardu di Jakarta, hanya kurang lebih 30 gardu yang terendam, itupun karena memang peta banjirnya berubah nggak seperti yang disampaikan oleh BPBD.

Karena memang pihaknya, tidak sembarang melakukan antisipasi atau penangan sendiri. Melainkan membutuhkan pihak lain seperti BPBD untuk memperoleh data daerah mana saja yang terdampak banjir, sehingga PLN bisa dengan cepat mematikan aliran listrik ke daerah tersebut.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sosialisasi

Gunakan Pompa, Petugas Gabungan Sedot Banjir di Underpass Kemayoran
Petugas melakukan penyedotan air yang merendam underpass Kemayoran, Jakarta, Minggu (2/2/2020). Akibat hujan yang cukup lama di kawasan tersebut membuat underpass tersebut terendam air hingga ketinggian 5 meter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu juga, pihak PLN sudah melakukan sosialisi kepada masyarakat Jakarta dan sekitarnya, dengan cara mengumpulkan pimpinan-pimpinan daerah seperti camat, lurah, RW, dan RT, yang dengan sengaja diundang ke PLN, agar dilakukan sosialisasi dari BPBD juga.

Di luar sosialisasi bersama itu, PLN juga membuat grup Whatsapp-nya. Hal itu berguna untuk memperoleh informasi laporan jika ada daerah yang terdampak banjir bisa langsung ditangani, dengan cara mematikan aliran listrik ke daerah itu.

"mereka punya link komunikasi WhatsApp group kalau ada apa-apa, misalnya kalau ada daerah yang terendam banjir, itu bisa langsung disampaikan ke PLN melalui contact center 123, biar dengan cepat diantisipasi dimatikan aliran listriknya ke daerah-daerah yang terdampak banjir tadi hal itu digunakan untuk mencegah masyarakat agar tidak tersengat listrik,” jelasnya.

Ternyata, tidak hanya melakukan sosialisasi langsung saja, melainkan juga sosialisasi melalui media sosial, dan termasuk dengan media massa. Agar warga tahu apa yang harus dilakukan jika terdampak banjir.

“Di situ kita selalu memberikan pemahaman baik melalui media sosial, maupun melalui media cetak dan sebagainya sehingga masyarakat tahu langkah apa yang harus dilakukan jika terjadi banjir,” ujarnya.

 Meskipun saat November sudah dilakukan sosialisasi dengan camat, lurah, RW, dan RT se-Jakarta, ternyata pada 1 Januari tetap saja ada beberapa gardu yang terendam di Jakarta. Dikarenakan data yang disampaikan BPBD saat sosialisasi, datanya berbeda.

“Waktu kita kumpulkan camat, lurah, RW RT itu ada BPBD, BPBD menyebutkan ada 17 kecamatan di Jakarta yang berpotensi banjir, ternyata kan jauh lebih banyak daripada itu, sehingga daerah-daerah yang tidak kita antisipasi, yang tidak ketahuan datanya di awal berbeda, mungkin curah hujannya lebat sekali ya maka tadi ada sekitar 30 gardu yang terendam,” ungkapnya.

 

 

Turunkan Personel

Underpass Kemayoran Penuh Sampah Akibat Banjir
Petugas Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran membersihkan sampah yang muncul akibat banjir di Underpass Kemayoran, Jakarta, Minggu (2/2/2020). Selain melumpuhkan akses, banjir setinggi hingga 5 meter tersebut menyebabkan sampah memenuhi Underpass Kemayoran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Oleh karena itu, pihaknya menurunkan sekitar 2000 personel PLN yang diturunkan untuk mendeteksi, dan menyisir daerah-daerah yang terdampak banjir. Apabila airnya sudah surut, tim PLN pun tetap menyambangi warga untuk mengecek kembali keadaan aliran listrik, apakah bisa nyala atau tidak, dan aman atau tidaknya.

 Kemudian, Ikhsan tidak mengatakan ada tim khusus untuk menangani daerah yang terdampak banjir. Tapi jumlah personel yang diturunkan untuk antisipasi dan mengani, disesuaikan dengan kondisi daerah tersebut.

 “Itu tergantung daerahnya Kalau kemarin saya di Jakarta, kemarin juga ada temen-temen di Jawa Barat, di Banten, dan beberapa daerah terkena bencana. Di Jakarta kemarin sekitar 2000 orang,” katanya.

Untuk ke depan, pihaknya akan terus mengontrol aliran listrik seperti gardu-gardu yang ditinggikan, dan melakukan sosialisasi terus menerus, agar bisa terus meningkatkan antisipasi banjir. Selain itu, pihak PLN akan terus memantau aliran listrik di Jakarta dan sekitarnya selama 24 jam.

“Kita melihat kondisi kemarin, kita lihat lagi gardu-gardu mana lagi yang harus ditinggikan, kemudian sosialisasi ke masyarakat, bahwa jika terjadi banjir jangan dekat ke instalasi-instalasi PLN, jangan dekat ke tiang PLN, dan jangan dekat ke gardu PLN. Sebenarnya PLN itu siaga 24 jam karena listrik gak pernah mati saya ada pasukan khusus misalnya di kantor ada yang piket, ada 34 posko saya di Jakarta, semuanya memonitor kondisi listrik di Jakarta termasuk yang terkena banjir tadi,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya