Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pada Kamis ini. Pertemuan ini untuk membahas mengenai isu yang tengah ramai di berbagai belahan dunia, yakni Virus Corona.
"(Bahas apa?)Cerita masa depan, yang pastinya dampak Corona terhadap republik ini. Itu perlu kita antisipasi," kata Edy ditemui usai melakukan pertemuan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Mantan Ketua PSSI ini mengatakan, penyebaran Virus Corona perlu diantisipasi betul oleh pemerintah Indonesia. Mengingat, seluruh komponen ekspor dan impor akan terganggu yang kemudian akan berdampak bagi ekonomi Indonesia.
Advertisement
"Kita antisipasi benar karena ekspor-impor berjalan pasti akan terganggu itu yang kita bicarakan," imbuh Edy Rahmayadi.
Kendati begitu, ketika ditanya mengenai langkah antisipasinya Edy tak menyebutkan. Sebab, menurut dia itu terlalu spesifik untuk dibicarakan.
Selain membahas mengenai Virus Corona, Edy Rahmayadi mengaku pertemuannya dengan Menko Luhut ini juga sekaligus menjalin silaturahmi. Mengingat, hubungan keduanya cukup erat ketika masih menjadi militer.
"Saya juga ngobrolin waktu kami dulu danton-dantonnya. Anak buahnya dulu interen ke dalam saja," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Virus Corona Langsung Terasa di Pasar Keuangan dan Pariwisata
Sebelumnya, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, mengungkapkan bahwa pengaruh virus Corona yang sedang melanda negara China, sangat cepat terhadap perekonomian global, begitu pun tak terlewat negara Indonesia.
Menurutnya, dari awal negara Indonesia perekonomiannya langsung terganggu, apalagi di sektor keuangan dan pariwisata, akibat mewabahnya virus Corona di China itu. “Di sektor keuangan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun drastis, dan rupiah terdepresiasi akibat sentimen negatif yang muncul ditengah kekhawatiran akan virus Corona,” kata Piter kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Lanjut Piter, sementara di sektor pariwisata jumlah wisatawan khususnya dari China menurun drastis. Penurunan jumlah wisatawan pun tentu berpengaruh negatif, terhadap sektor-sektor lainnya yang terkait, seperti transportasi, hotel, restoran, dan lain sebagainya.
“Kalau virus Corona berlarut-larut dampaknya akan semakin luas dan besar,” ungkapnya.
Kemudian, tidak hanya dua sektor tadi yang terdampak akibat virus Corona terhadap perekonomian Indonesia. Melainkan, pemerintah menutup semua akses transportasi jalur udara dan laut ke China. Ia berpendapat, bahwa kebijakan tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian.
“Pemerintah menutup tidak hanya penerbangan, tetapi juga transportasi darat dan laut dari dan ke China. Kebijakan ini dampaknya akan sangat signifikan negatif terhadap perekonomian Indonesia, tetapi kebijakan ini harus diambil untuk mencegah masuknya virus corona ke Indonesia, karena kalau itu terjadi dampak buruknya bisa lebih besar,” jelasnya.
Maka dengan ditutupnya, akses transportasi atau aktivitas dari dan ke China, tentu jumlah wisatawan akan turun drastis.
“Dampaknya ke sektor pariwisata akan sangat besar, industri transportasi udara darat laut akan turun. Demikian juga dengan pelaku industri hotel dan restoran, industri cinderamata dan barang oleh-oleh, semua akan terpukul,” ujarnya.
Advertisement