Impor dan Penerbangan Disetop, Menko Luhut Pastikan Hubungan RI-China Baik

Pemerintah akan mengevaluasi pembatasan impor setiap dua hari sekali.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 19:30 WIB
Menperin Airlangga dan Menko Luhut Hadiri Rakorbidnas III Kemaritiman PDIP
Menko Kemaritiman ‎Luhut Binsar Pandjaitan.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memastikan hubungan Indonesia dan China masih baik pasca pembatasan penerbangan dan perdagangan ke negeri Tirai Bambu tersebut. Pembatasan dilakukan pemerintah sebagai antisipasi penyebaran Virus Corona.

"(Pembatasan akan ganggu hubungan kedua negara?) Tidak juga. Tapi kan semua dia sudah, saya sudah telpon (Dubes China)," ujar dia di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Menko Luhut mengatakan pemerintah akan mengevaluasi pembatasan setiap dua hari sekali. Upaya-upaya pencegahan, dilakukan pemerintah berdasarkan arahan dari Organisasi Kesehatan Dunia.

"Kita sudah bilang evaluasi setiap dua hari. Kita juga kan tidak boleh lari dari WHO kan. Kita ikut dengan WHO," kata dia.

Sebelumnya, Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian, mengimbau untuk tidak mengambil tindakan yang berlebihan. Hal ini termasuk soal langkah Indonesia dan sejumlah negara lain menghentikan penerbangan dari dan ke China.

"Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang," kata Dubes Xiao, Selasa (4/2/2020).

Dia menjelaskan hingga kini, belum ada bukti Virus Corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun juga dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.

"Kami pikir bahwa kalau Indonesia benar-benar ambil tindakan itu akan mengakibatkan dampak negatif," katanya menanggapi keputusan yang baru ini dibuat pemerintah.

Dia khawatir bahwa keputusan seperti itu dapat merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara serta memberikan dampak negatif yang sama-sama tidak diinginkan oleh kedua pihak. Dubes Xiao menambahkan bahwa selama ini, RI-China adalah tetangga dan sahabat baik.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

Cegah Virus Corona, Pemerintah Larang Impor Hewan Hidup dari China

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah terus melakukan upaya untuk mencegah masuknya virus corona yang berasal dari Wuhan, China ke Indonesia. Salah satunya, dengan mengeluarkan larangan mengimpor hewan hidup dari China.

Larangan impor ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dari hewan. Pasalnya, penyebaran virus yang menewaskan ratusan orang di China itu diduga tak hanya melalui manusia saja melainkan juga hewan.

"Terkait Kementerian Perdagangan karena disampaikan metode transmisi penyakit melalui human to human dan wild animal, kebijakan pemerintah melarang impor live animal dari Tiongkok," kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).

Pemerintah, kata dia, akan mengembalikkan hewan yang saat ini dalam proses pengiriman dari China ke Indonesia. Kebijakan ini hanya berlaku untuk hewan saja, sementara impor barang, produk holtikultura, hingga buah-buahan masih diperbolehkan.

"Perdagangan barang karena tidak terkait dengan penularan, maka perdagangan akan terus berlanjut dan juga termasuk holtikultura seperti bawang putih dan buah-buahan," jelas Airlangga.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, menutup sementara impor produk ikan dari China untuk mengantisipasi menyebarnya virus Corona ke Indonesia.

Keputusan moratorium impor produk China, menurutnya, wajar untuk kepentingan keamanan warga Indonesia.

"Sementara kita sedang mendata sejauh ini belum ada masalah," ujar Menteri Edhy kepada awak media saat ditemui dalam acara Rapat Kerja Pengawas (Rakerwas) di Gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Selain itu, pihak kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk memperkuat pengawasan terhadap izin produk-produk impor dari wilayah asal virus corona. Saat ini ada 10 pintu masuk impor produk ikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya