Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan akan meninjau ulang keberadaan universitas milik BUMN. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Penguatan Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) BUMN di Menara Mandiri, Rabu (12/02/2020).
Erick berujar, dirinya tidak mau BUMN menjadi 'palugada', yang perusahaannya menjalankan hampir seluruh lini bisnis.
"Jadi saya sedang review apa benar BUMN perlu punya universitas-universitas? Karena, wong, bersaing di bisnisnya saja belum tentu survive, apalagi menjalankan sesuatu yang bukan di ekspertisenya?", ujar Erick dalam pemaparannya.
Advertisement
Lebih lanjut, menurut Erick Thohir harusnya BUMN justru ikut mensinergikan program magang yang telah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dengan memfasilitasi mahasiswa untuk magang bersertifikat di BUMN.
Baca Juga
"Toh, mereka (universitas non BUMN) sudah expert, dan mereka sudah fokus juga, nah di sini bagaimana BUMN harus jadi bagian di persaingan itu," lanjutnya.
Khusus untuk mahasiswa, Erick berpesan agar menjadikan program magang di BUMN tidak hanya sekadar mendapatkan status quo, namun juga sebagai kesempatan untuk turut berkontribusi pada BUMN dan mengupgrade diri.
"Adik-adik mahasiswa, punya kesempatan selagi belajar, tapi tolong kalau sudah masuk BUMN jadi bagian perubahan juga, jangan cuma status quo," kata Erick Thohir mengakhiri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Khawatir Corona Hambat Investasi Asing
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan dampak virus Corona yang ditemukan pertama kali dari Wuhan, China, bakal melebar sampai ke keputusan investasi asing di Indonesia. Pemerintah sendiri mulai was-was kalau penyebaran epidemi Corona ini bakal menunda investasi asing yang sudah direncanakan masuk, terutama ke Indonesia.
Contohnya saja Uni Emirat Arab. Baru-baru ini, Kementerian BUMN mendapatkan komitmen investasi dari investor di Abu Dhabi. Namun jika virus Corona tetap menyebar, dirinya tidak bisa memastikan apakah komitmen investasi tersebut bakal terus berjalan.
"Jelas hubungan dagang, investasi yang kemarin misalnya Indonesia dengan Abu Dhabi sudah teken USD 18 miliar, bisa saja berhenti. Kenapa? Orang Abu Dhabi kan enggak tahu di Indonesia aman atau enggak. Bisa saja investasi ini di-hold," ujar Erick dalam sambutannya di Indonesia Healthcare Corporation Medical Forum, Senin (10/02/2020).
Lebih lanjut, kesepakatan investasi yang telah dilakukan oleh Indonesia di Abu Dhabi ialah dengan Emirates Global Aluminium, yang teknologinya berasal dari China.
Tak cuma investasi. Menurut Erick, jika wabah Corona ini terus menyebar tanpa diiringi usaha pengobatan yang juga dikebut, maka dampaknya mungkin upaya membuka lapangan kerja juga akan terhambat. Pahitnya, kalau sampai supply chain terganggu, bisa-bisa target Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi Indonesia pada 2045 bisa buyar.
"Nggak hanya pure kesehatan (dampaknya), apalagi kita punya target pertumbuhan ekonomi 5 persen. Kalau ekonomi kita tergerus terus, nanti mimpi 2045 mau jadi kekuatan ekonomi dunia nggak akan tercapai," kata Erick.Â
Advertisement