Harga Emas Stabil Usai Reli Terdorong Kenaikan Bunga The Fed

Emas mencatat kinerja terbaiknya sejak Juni 2016 pada perdagangan Selasa kemarin.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Mar 2020, 07:35 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 07:35 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas stabil pada perdagangan Rabu setelah kenaikan tajam pada sesi sebelumnya yang terdorong kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The federal Reserve (The Fed). Sedangkan dolar AS menguat yang membatasi gerak emas.

Mengutip CNBC, Kamis (5/3/2020), harga emas di pada spot bergerak mendatar dan ditutup di angka USD 1.639,85 per ounce. Untuk harga emas berjangka tertekan 0,2 persen menuju USD 1.640,50 per ounce.

"Semua pemain memandang gerak bursa saham AS saat ini. Selain itu sebagian besar juga sedang mencerda dampak dari penurunan bunga The Fed kemarin," jelas Michael Matousek, Kepala Perdagangan U.S. Global Investors.

Emas mencatat kinerja terbaiknya sejak Juni 2016 pada perdagangan Selasa kemarin. Harga emas naik 3,7 persen setelah bank sentral AS menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Penurunan suku bunga ini merupakan langkah darurat yang dirancang untuk melindungi negara dengan ekonomi terbesar dunia dari dampak virus Corona.

Ini adalah pemotongan pertama yang dilakukan oleh The Fed di luar pertemuan yang dijadwalkan sejak krisis keuangan 2008.

"AS memiliki suku bunga negatif di seluruh dunia dan mungkin kita bisa melihat lebih banyak suku bunga negatif di masa depan," kata Matousek.

"Ada ketidakpastian dari virus Corona yang mengintai, sehingga investor memiliki alasan mengapa emas harus ada dalam portofolio mereka," tambah Matousek.

Suku bunga AS yang lebih rendah memberikan tekanan pada dolar AS dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan bunga.

Membatasi kenaikan harga emas, indeks dolar naik 0,4 persen setelah jatuh ke level terendah dalam dua bulan di sesi sebelumnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Kemarin

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas naik pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve mengumumkan penurunan tingkat suku bunga pada Selasa sebesar 0,5 persen atau 50 basis poin.

Hal ini sebagai respon terhadap ancaman ekonomi yang berkembang dari virus corona baru.

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 3,3 persen pada USD 1.643,85 per ounce, setelah naik lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS menguat 3,1 persen menjadi USD 1.644,10.

Langkah ini merupakan pemangkasan pertama sejak krisis keuangan. Hal itu datang di tengah patch volatile di Wall Street dan Presiden Donald Trump yang telah menyerukan suku bunga yang lebih rendah untuk tetap kompetitif dengan kebijakan di bank sentral global lainnya.

"Virus corona berevolusi risiko terhadap kegiatan ekonomi," kata The Fed dalam sebuah pernyataan. 

"Mengingat risiko-risiko ini dan dalam mendukung pencapaian pekerjaan maksimum dan tujuan stabilitas harga, Komite Pasar Terbuka Federal hari ini memutuskan untuk menurunkan kisaran target untuk tingkat dana federal," lanjut pernyataan tersebut.

Indeks dolar bertahan di dekat level terendah dalam satu setengah bulan di sesi sebelumnya terhadap mata uang lain.

Investor sekarang fokus ke gelaran konferensi G7 pada Selasa, di mana menteri keuangan dan gubernur bank sentral akan membahas cara untuk meningkatkan ekonomi mereka dalam menghadapi penyebaran wabah virus corona.

Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan para pembuat kebijakan global sedang bekerja dengan merespon secara kuat dan tepat waktu untuk menghilangkan ketakutan akan resesi global baru.

"Kondisi ekonomi global sangat rapuh memasuki 2020 dan harapan mereka pulih mengingat dilusi yang diharapkan dalam ketegangan perdagangan dihilangkan karena wabah virus corona ini," kata Tan FXTM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya