Liputan6.com, Jakarta Jumlah pengunjung ke pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia anjlok hingga 90 persen akibat penyebaran wabah Virus Corona atau Covid-19.
Kendati demikian, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan tak akan menutup penuh pusat perbelanjaan. Ini karena keberadaan pusat perbelanjaan yang masih jadi kebutuhan masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Wakil Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengakui bahwa beberapa anggota saat ini sudah ada yang menutup operasional pusat perbelanjaan miliknya. Ke depan, akan menyusul beberapa lagi.
Namun, dia memastikan bahwa kondisi ini bukan berarti pengelola menutup total pusat perbelanjaan. Sebab, mereka masih harus melayani kebutuhan berbelanja masyarakat, terutama keperluan pokok sehari-hari.
"Jadi meskipun tutup, tapi khusus untuk toko-toko seperti supermarket, hypermarket, farmasi, dan lain yang sejenis tetap buka meski dengan pembatasan jam operasional," jelas dia kepada Liputan6.com, Selasa (24/3/2020).
Pria yang akrab disapa Alphon ini tak memungkiri bahwa jumlah kunjungan yang menipis selama wabah virus Corona membuat pendapatan pengelola pusat perbelanjaan menjadi anjlok.
"Pendapatan pasti berkurang dan kerugian juga sudah pasti. Tapi kami belum sempat menghitungnya karena masih fokus dalam penanganan operasional yang cukup kompleks masalahnya," ujar dia.
"Di satu sisi kami harus ikut membantu pencegahan wabah Covid-19, tapi di sisi lain kami juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat karena masih memerlukan belanja terutama kebutuhan pokok sehari-hari," kata dia.
Tonton Video Ini
Pengunjung Pusat Perbelanjaan Merosot hingga 90 Persen Imbas Corona Covid-19
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) melaporkan jumlah pengunjung ke pusat perbelanjaan atau mal turun drastis selama wabah Virus Corona atau Covid-19 merebak.
Wakil Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, pandemi ini telah membuat jumlah kedatangan ke mal-mal di seluruh Indonesia anjlok hingga 90 persen.
"Jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan menurun sangat drastis. Bahkan, ada yang cuma tinggal 10-20 persen saja. Berarti turun sampai 80-90 persen," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu (25/3/2020).
Baca Juga
Pria yang akrab disapa Alphon ini menjabarkan, jumlah pengunjung ke pusat perbelanjaan mulanya turun 50 persen saat [Covid-19]( 4206463 "") pertama kali merebak di Indonesia.
Namun, jumlah pengunjung kian merosot usai muncul anjuran untuk mengurangi kegiatan di luar rumah demi mencegah penyebaran virus, dan membuat kondisi mal semakin sepi.
Kondisi tersebut, sambung Alphon, membuat pengelola mal banyak merugi. Namun, APPBI belum sempat menghitung besaran kerugian karena masih fokus dalam penanganan operasional yang cukup kompleks.
"Di satu sisi kami harus ikut membantu pencegahan wabah Covid-19. Tapi di sisi lain kami juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena masih memerlukan belanja terutama kebutuhan pokok sehari-hari," ungkap dia.
Advertisement