Rupiah Keok Lawan Dolar, BI Yakin Inflasi Tetap Terkendali

BI terus menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang naik-turun selama penyebaran wabah virus corona (Covid-19)

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Apr 2020, 14:15 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 14:15 WIB
BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Rapat memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang naik-turun selama penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Namun demikian, ia menyatakan kurs rupiah tak akan banyak berdampak terhadap angka inflasi.

"Dampak dari nilai tukar rupiah ke inflasi itu rendah. Inflasi Insya Allah tetap rendah. Inflasi intinya itu rendah. Dalam kondisi normal saja pengaruh rupiah terhadap inflasi saja rendah, apalagi dalam kondisi ini," jelasnya, Kamis (2/4/2020).

Sebagai perbandingan, capaian inflasi Maret 2020 tercatat lebih rendah dibanding sebelumnya, yakni 0,10 persen secara month to month (mtm) berbanding 0,27 persen (mtm) pada Februari 2020.

Menurut Perry, ada beberapa hal yang menyebabkan tekanan inflasi rendah. Pertama, yakni permintaan masyarakat yang rendah sehingga dampak terhadap inflasi juga kecil.

"Kedua, ekspetasi inflasi terjaga, dampak nilai tukar rupiah kepada inflasi rendah, dan pemerintah pastikan kebutuhan pangan masyarakat dikoordinasikan dnegan baik sehingga inflasi tetap rendah," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masyarakat Tak Perlu Panik

FOTO: Kenaikan Sejumlah Bahan Pokok Picu Laju Inflasi
Pembeli memilih telur saat berbelanja di sebuah pasar di Jakarta, Rabu (1/4/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2020 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, salah satunya karena adanya kenaikan harga sejumlah makanan, minuman, dan tembakau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia pun menghimbau kepada masyarakat agar tak perlu panik terhadap kenaikan harga, sebab Bank Indonesia memastikan akan terus menjaga stabilitas angka inflasi.

"Intinya inflasi rendah, dan Insya Allah ke depan akan rendah dengan berbagai langkah yang terkendali. Sehingga masyarakat tidak usah panik beli barang. Itu dalam konteks agar harga terkendali," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya