Kepala BKPM Minta Erick Thohir Kerahkan Pesawat BUMN Ambil Bahan APD ke Korsel

Para pengusaha asal Korea Selatan ini sangat konsen dalam membantu negara yang terdampak Corona covid-19, termasuk Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Apr 2020, 17:05 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2020, 17:05 WIB
Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja memakai pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Akibat melonjaknya jumlah kasus penyebaran Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah harus segera menjemput bahan baku untuk produksi Alat pelindung Diri (APD) dari Korea Selatan dan China. Langkah ini agar produksi dalam negeri tak berhenti karena kehabisan bahan baku.

Ia menilai bahwa pemerintah seharusnya tidak terlena dengan kemampuan pabrik dalam membuat APD. Padahal tantangan dalam produksi APD ini bukan dalam hal kemampuan pabrik melainkan pasokan bahan baku.

Dirinya melihat dari hasil survei yang dilakukan ke industri-industri yang memproduksi APD, ternyata bahan baku yang dimiliki oleh pabrik sudah mulai menipis.

“Nah saya sekarang sedang ada komunikasi dengan Menteri BUMN untuk bahan baku ini kita jemput, sekalipun kapasitas pabrik kita besar tapi kalau bahan baku tidak ada maka tidak bisa apa-apa,” kata Bahlil dalam konferensi pers Penyerahan Donasi LG Kepada Pemerintah Indonesia, Jakarta, Senin (6/3/2020).

Menurutnya, memang para pengusaha asal Korea Selatan ini sangat konsen dalam membantu negara yang terdampak Corona covid-19, termasuk Indonesia. Maka dari itu, Bahlil menegaskan agar mempercepat bantuan dan bahan baku diperlukan kerja sama antar kementerian untuk melancarkan proses tersebut.

Dirinya mengusulkan untuk menjemput bahan baku menggunakan pesawat dari pihak BUMN. Karena sekarang bahan baku untuk APD di dunia sudah mulai habis. Bahkan Amerika pun mengambil bahan baku dari Cina dan Korea Selatan.

“kalau kita terlambat pesan tidak dapat barang. Ini sudah terjadi kemarin, teman-teman industri di sini terlambat bayar uang muka itu diambil oleh Amerika. Nah kita tidak mau lagi itu terjadi, maka kita support pesawat lewat menteri BUMN bahan baku bisa dijemput dan berjalan,” pungkasnya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Terkuak, Alasan Korea Selatan Prioritaskan Kirim Alat Tes Corona ke Indonesia

Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja memakai pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Harga yang dijual untuk APD bekisar antara Rp 45.000 untuk jenis pakaian sekali pakai dan Rp 75.000 untuk pakaian yang bisa dicuci. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom mengatakan bahwa Indonesia dan Korea Selatan adalah teman sejati dan sehati. Hal inilah yang menjadi dasar dan alasan utama mengapa Korea Selatan memprioritaskan Indonesia dalam bantuan ekspor alat tes Virus Corona COVID-19. 

Pemerintah Korea Selatan sebelumnya telah mengumumkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara prioritas untuk ekspor alat-alat kesehatan dan karantina dalam upaya memerangi Virus Corona COVID-19.

Indonesia jadi salah satu negara prioritas merupakan wujud nyata dari hubungan kemitraan strategis kedua negara yang dilandasi semangat saling membantu dan solidaritas.

 

 

 

"Indonesia menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki hubungan spesial yang strategis," ujar Dubes Kim, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Dengan alasan itulah, Indonesia bakal menerima bantuan alat tes dari Korea Selatan. 

Selanjutnya, sambil terus berkomunikasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan BNPB, pemerintah Korea Selatan akan mengirimkan bantuan alat kesehatan berupa rechargeable penyemprot desinfektan beserta alat tes Virus Corona COVID-19.

"Kami telah berdiskusi tentang barang apa saja yang mungkin akan dikirim ke Indonesia," ujarnya lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya