Stok Bahan Pokok Aman, Warga Diingatkan Tak Lakukan Panic Buying

Pemerintah terus melakukan stabilisasi harga dan memastikan berbagai kebutuhan bahan pokok terjamin di pasar.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Apr 2020, 12:25 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 12:25 WIB
FOTO: Kenaikan Sejumlah Bahan Pokok Picu Laju Inflasi
Ilustrasi Bahan Pangan Pokok. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pasokan berbagai kebutuhan bahan pokok dipastikan aman, selama wabah Covid-19, juga memasuki Ramadan hingga momen Idul Fitri. Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah melakukan berbagai langkah, antara lain bersinergi dengan Satgas Pangan, BUMN, dan industri.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, pemerintah terus melakukan stabilisasi harga dan memastikan berbagai kebutuhan bahan pokok terjamin di pasar. Antara lain mendorong industri untuk mempercepat produksi gula konsumsi dimana kebutuhan terus naik.

Pemerintah pun memantau pabrik gula rafinasi yang sudah mendapat penugasan khusus untuk memproduksi gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP) agar stok tersedia juga harga lebih stabil mencapai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan yakni Rp12.500 per kilogram (kg), pekan lalu.

Tindakan tegas akan dilakukan jika masih ada pedagang yang menjual gula dengan harga melebihi HET. Untuk itu, ia minta pedagang tradisional maupun retail modern mematuhi ketetapan pemerintah dengan tidak mencoba mempermainkan harga sehingga menyulitkan masyarakat. Ia juga menegaskan wabah COVID-19 tidak mempengaruhi proses produksi gula baik dari sisi bahan baku maupun proses produksi.

“Jika harga gula pasir dijual lebih tinggi dari harga yang sudah ditetapkan, saya bersama Satgas Pangan akan lakukan tindakan tegas," ujar Agus Suparmanto.

Pada pekan lalu, Mendag melakukan sidak antara lain ke pabrik PT Industri Gula Nusantara (IGN), PT Angels Product dan PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ), guna memastikan perusahaan yang menerima izin impor sudah melakukan proses pengolahan raw sugar menjadi gula kristal putih (GKP) sehingga bisa segera dilepas ke pasar untuk memenuhi ketersediaan gula di masyarakat.

Sekadar catatan, IGN memperoleh alokasi impor raw sugar untuk diolah menjadi GKP sebesar 97.000 ton dengan rincian sebesar 20.000 ton telah diterbitkan PI pada akhir tahun 2019; sebesar 37.000 ton telah diterbitkan PI pada tahun 2020; serta tambahan importasi sebesar 40.000 ton untuk pemenuhan kebutuhan gula sampai Juni 2020.

Adapun PT Angels Product mendapatkan mandat mengolah 10 ribu ton gula rafinasi menjadi gula konsumsi dan sudah terealisasi 3.000 ton. Sisanya masih terus diproduksi. Sedangkan PT Sentra Usahatama Jaya yang berlokasi di Kawasan Industrial Estate Cilegon II (KIEC II) mendapatkan penugasan 20 ribu ton dan saat ini sudah terdistribusi sebanyak 2.025 ton.

Berbagai langkah dilakukan Kemendag guna menjamin ketersediaan dan menstabilikan harga gula. Antara lain menambah pasokan gula dari impor baik berupa raw sugar oleh pabrik gula swasta dan BUMN, serta impor gula konsumsi langsung oleh BUMN. Di samping itu, juga dilakukan penambahan pasokan dari pabrik gula dalam negeri melalui BUMN.

 

Harga

FOTO: Kenaikan Sejumlah Bahan Pokok Picu Laju Inflasi
Pembeli memilih telur saat berbelanja di sebuah pasar di Jakarta, Rabu (1/4/2020). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mendag memastikan, dari hasil pemantauan di pasar, secara umum pasokan dan harga bahan pokok relatif stabil mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, dan bawang putih.

Ia juga mengapresiasi sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha yang terus menjaga pasokan dan harga bapok tetap stabil sehingga masyarakat bisa mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

Melalui pemantauan pasar yang rutin dilaksanakan Kemendag, diharapkan harga bapok akan terus terkendali khususnya di daerah-daerah di Indonesia.

“Kami akan terus berusaha menciptakan iklim usaha yang kondusif serta menjamin tersedianya bahan pokok yang terjangkau bagi masyarakat. Dengan begitu diharapkan terciptanya rasa kepercayaan bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat,” tegas Mendag.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengapresiasi upaya Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam menstabilisasi harga.

Langkah Menteri Agus yang turun langsung ke industri hulu untuk mengawasi secara langsung proses produksi gula rafinasi menjadi gula pasir, sangat tepat untuk menstabilisasi harga gula. Ia mendorong pengawasan dilakukan mulai dari produsen hingga ke pasar ritel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya