Operasional Moda Transportasi Dibuka Jadi Peluang Bagi Pemudik Nekat

Dengan kembali beroperasinya moda transportasi menjadi ruang untuk melakukan perjalanan mudik akan semakin terbuka.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 18:00 WIB
FOTO: Sosialisasi Larangan Mudik Cegah Penyebaran Virus Corona COVID-19
Polisi melakukan sosialisasi larangan mudik kepada pengguna jalan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (6/5/2020). Sosialisasi tersebut dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus corona COVID-19 dari satu wilayah ke wilayah lain. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kembali membuka operasional seluruh moda transportasi mulai Kamis 7 Mei 2020, bagi penumpang bukan mudik. Sebelumnya moda transportasi umum tak boleh beroperasi demi mencegah penyebaran Virus Corona.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai keputusan tersebut berpotensi dimanfaatkan pemudik bandel untuk pulang kampung pada hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah.

Dengan kembali beroperasinya moda transportasi menjadi ruang untuk melakukan perjalanan mudik akan semakin terbuka.

"Ini merupakan peluang bagi mereka (pemudik). Sekarang sudah diketatkan saja masih ada yang lolos melakukan mudik," kata Djoko saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (7/5/2020).

Dia menjelaskan sejak larangan mudik berlaku pada 24 April, setiap harinya masih ditemukan banyak calon pemudik yang bersikeras pulang kampung, kendati angkutan umum telah dibatasi.

Kondisi ini membuat petugas di lapangan yang terdiri dari kepolisian, Dishub, dan TNI cukup kewalahan dalam melakukan penyekatan untuk menghalau warga yang akan mudik.

Di samping itu, petugas di lapangan juga harus menghadapi banyak modus yang dilakukan pemudik agar dapat merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman. Tak ayal masih didapati sejumlah pemudik yang lolos dari hadangan petugas.

Tentunya, situasi lebih sulit akan dihadapi petugas kepolisian manakala moda angkutan kembali dibuka. Sebab fokus petugas untuk melakukan monitoring kendaraan yang membawa pemudik semakin bertambah.

"Selain itu, walau hanya orang tertentu karena tugas khusus yang diberikan izin menggunakan transportasi umum. Nantinya, ada saja pemudik bandel yang cari akal agar bisa pulang kampung," lanjut dia.

 

Penuhi Kebutuhan

FOTO: Bantuan Sosial Pemerintah Pusat Siap Disalurkan
Pekerja mengemas paket bansos di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah menyalurkan paket bansos sebesar Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Djoko kemudian mengungkapkan alasan warga yang bersikeras melakukan perjalanan mudik, merupakan para pekerja informal atau pekerja harian lepas yang kehilangan pendapatan ditengah pandemi corona.

Imbasnya kendati aturan larangan mudik masih berlangsung mereka masih berkeinginan untuk kembali ke kampung halamannya.

Untuk itu, pemerintah harus lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan akan bansos sembako maupun bansos uang tunai bagi pekerja informal yang telah kehilangan pendapatan.

Selain itu, koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) di Jabodetabek atau Pemda asal perantau lainnya harus ditingkatkan demi menjamin kebutuhan warganya di situasi sulit.

"Tidak hanya melarang untuk mudik. Akan tetapi harus memberikan jalan keluar agar mereka tetap terpenuhi kebutuhannya saat berada di perantauan," tandas dia.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya