Liputan6.com, Sukabumi Mewaspadai adanya peringatan dari FAO yang menyatakan setelah Covid-19 ini berlalu akan hadir krisis pangan dunia dan rekomendasi BMKG tentang datangnya kemarau panjang mendatang, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak seluruh insan pertanian untuk mengantisipasi tantangan tersebut dengan penanaman yang lebih cepat dan penyaluran sarana dan prasarana yang tepat.
Kerjasama yang lebih intens dari berbagai pihak juga diharapkan agar antisipasi dapat dilakukan dengan maksimal. Seperti halnya yang dilakukan Kementerian Pertanian dengan Pemerintah Daerah yaitu khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga
Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Menaker Lepas 750 Peserta Pemagangan ke Jepang
Tinjau Pasar Prawirotaman, Mendag Budi Optimis Harga Bapok Stabil dan Pasokan Terjaga Jelang Nataru
Sikap Tegas Mendag Budi Santoso, Segel Mesin Pompa SPBU di Sleman yang Rugikan Masyarakat Rp1,4 Miliar per Tahun
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat menyampaikan adanya prediksi curah hujan yang masih tinggi di bulan Mei menjadi momentum bagi Kabupaten Sukabumi untuk melakukan percepatan olah tanah dan tanam padi. Hal ini dilakukan juga sebagai upaya menjaga ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sukabumi.
Advertisement
“Pada bulan Mei, diprediksi curah hujan masih relatif tinggi sehingga cukup bagus untuk melakukan penanaman komoditas pangan, terutama padi sawah. Tugas kami menyediakan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Maka itu, kita lakukan percepatan olah tanah dan tanam di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi mengantisipasi prediksi Juni yang akan memasuki kemarau. Petani yang didampingi Penyuluh langsung menyiapkan lahan untuk segera ditanami kembali,” katanya saat wawancara pada, Rabu (13/5).
Salah satu Kecamatan yang melakukan percepatan tanam yaitu Kecamatan Sukabumi. Diat Sujatman sebagai Koordinator BPP Kecamatan Sukabumi menuturkan sebagai persiapan pihaknya melakukan monitoring Jaringan Irigasi Desa (JIDES) agar olah tanah dan tanam padi tak mengalami hambatan pengairan.
“Monitoring JIDES ini salah satu upaya untuk menjaga pasokan air saat petani mengolah lahan dan menanam. Olah tanah dan tanam padi tanpa dibarengi pengairan bagus tidak mungkin maksimal hasilnya. Sebab, penanaman padi membutuhkan pengairan yang cukup,“ ujar Diat.
Diat juga menambahkan Distan Kabupaten Sukabumi sudah berupaya maksimal memperbaiki saluran irigasi di area persawahan untuk kelancaran penanaman padi. “Ke Depan petani yang harus menjaga dan memelihara irigasi-irigasi yang sudah diperbaiki tersebut”, tutur Diat.
Produktivitas padi di Kecamatan yang terletak di dataran tinggi ini mencapai 6,8 ton/ha. Hingga Mei ini luas panen sudah mencapai 463 ha.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga meminta Penyuluh terus membantu dan mendampingi petani dalam melakukan panen dan percepatan tanam kembali.
“Yang tidak kalah penting adalah mengamankan kebutuhan pangan dari hulu sampai hilir, dari produksi sampai distribusi,” kata Dedi.