Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Singapura mengumumkan gelontoran dana 33 miliar dolar Singapura (USD 23,2 miliar) untuk mendukung perekonomian yang sangat terpukul pandemi Virus Corona.
Ini merupakan paket stimulus keempat yang diumumkan salah satu negara di Asia Tenggara ini, sejak wabah melanda.
Gelontoran stimulus diumumkan usai Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, usai negara ini juga melansir telah memangkas perkiraan produk domestik bruto (PDB).
Advertisement
Singapura memprediksi PDB menyusut antara 4 persen sampai 7 persen pada tahun 2020. Ini merupakan penurunan prediksi ketiga dalam proyeksi ekonomi tahun ini.
Total dengan tiga paket stimulus sebelumnya, Singapura akan menghabiskan hampir 100 miliar dolar Singapura (USD 70,4 miliar) untuk membantu bisnis dan rumah tangga menghadapi dampak ekonomi dari virus corona.
Angka itu hampir 20 persen dari PDB negara itu, kata Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Heng Swee Keat.
"Ini adalah paket penting, dan bentuk respons yang diperlukan untuk menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Heng dalam pidatonya di parlemen seperti melansir laman CNBC, Selasa (26/5/2020).
Pengeluaran tambahan ini membuat pemerintah Singapura sekali lagi menarik dana cadangan negara - suatu langkah yang Presiden Singapura Halimah Yacob, ungkap sebagai bentuk "dukungan prinsip" seperti dia posting melalui akun Facebook miliknya, pada Senin kemarin.
Jumlah pasti dana cadangan Singapura adalah rahasia negara, tetapi nilainya diperkirakan mencapai ratusan miliar dolar AS.
Paling Awal Umumkan Covid-19
Singapura adalah salah satu negara paling awal di luar China yang melaporkan kasus penyakit Virus Corona, yang secara resmi bernama Covid-19.
Kementerian kesehatan negara itu mengatakan telah mengkonfirmasi 383 kasus virus corona baru, sehingga total terdapat 32.343 orang. Ini menjadi salah satu yang tertinggi di Asia.
Langkah-langkah penguncian (lockdown) yang diberlakukan banyak negara untuk mencegah penyebaran virus telah menghantam aktivitas ekonomi secara global, termasuk mengurangi jumlah perdagangan di seluruh dunia.
Beberapa ekonom menyebut Singapura sebagai salah satu negara dengan perekonomian yang paling rentan menghadapi pandemi karena masih menggantungkan perdagangan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
Advertisement