Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan masyarakat masih mempercayai perbankan sebagai tempat yang aman menyimpan uang di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan pemantauan data simpanan dana di bank, jumlah dana pihak ketiga (DPK) masih mengalami peningkatan hingga bulan April 2020.
"Secara keseluruhan DPK data resmi sampai April pertumbuhan DPK masih naik," kata Halim dalam Webinar bertajuk 'New Normal dan Mitigasi Bisnis Perbankan Saat Wabah Covid-19' di akun YouTube LPS_IDIC Official, Jakarta, (10/6).
Halim menambahkan memang tidak semua segmentasi sumber DPK mengalami kenaikan. Sebab sebelum terjadi pandemi, ada beberapa bank yang perlu meningkatkan kinerjanya.
Advertisement
Namun, pada bulan Mei DPK perbankan secara keseluruhan tumbuh melambat komposisinya. Saat ini masyarakat juga menjadi lebih konservatif.
"Sampai bulan Mei secara total masih naik tapi tumbuhnya memang melambat," kata Halim.
Di masa pandemi ini juga kata Halim penggunaan uang kartal sedikit. Dalam waktu bersamaan tingkat konsumsi masyarakat juga berkurang.
Meski begitu mereka tetap menyimpan uangnya di bank. Hal ini menunjukkan masyarakat masih percaya kepada lembaga perbankan sebagai teman paling aman menyimpan uang.
"Itu tanda bahwa perbankan masih dianggap lembaga yang aman, apalagi uangnya dijamin oleh LPS," ungkap Halim.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perbankan Tegaskan Tetap Kucurkan Kredit ke Proyek Infrastruktur
Perbankan dipastikan akan tetap menyalurkan pendanaan ke proyek infrastruktur pemerintah meskipun pandemi Corona memberi dampak ke seluruh sektor usaha.
Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setijaatmadja menyatakan, pihaknya bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menegaskan akan tetap menyalurkan kredit untuk proyek pemerintah.
"Ini bentuk keseriusan pemerintah untuk terus menjalankan projek infra. Kami dan bank Himbara, kami tetap proses jalan tol, pelabuhan, Angkasa Pura (pengelola bandara), mereka masih butuh untuk bangun meskipun di suasana ini," ujar Jahja dalam diskusi daring, Rabu (10/6/2020).
Namun sebaliknya, Jahja bilang, untuk sektor industri manufaktur, pihaknya belum bisa memastikan penyaluran itu karena adanya PSBB yang menyebabkan operasional pabrik berhenti sementara.
Jahja juga bilang, pihaknya tidak bisa fokus memberikan kredit ke satu segmen bisnis saja. Seluruh bank termasuk BCA siap membantu industri menjalankan bisnis mereka.
Dia bahkan mengibaratkan perbankan seperti pasar swalayan, dimana seluruh hal bisa didapatkan di situ.
"Tapi kalau korporasi, apakah mereka harus beli ekstra bahan baku untuk kebutuhan vitamin, itu harus didukung," katanya.
Advertisement
Kriteria
Dengan kata lain, hanya industri tertentu saja yang bisa mendapatkan pendanaan di tengah pandemi dan hal itu dilihat berdasarkan urgensi bisnis serta portofolio kredit mereka.
"Tapi kalau sudah megap-megap di bank lain, lalu dia minta ke kita pinjaman, ya kita tutup pintu, mohon maaf kalau ke yang kurang menjanjikan. Tapi kalau misalnya hotel, sekarang memang mati, tapi nasabahnya baik dan butuh dana untuk gaji karyawan, renovasi, kita support," jelasnya.
Hal yang sama berlaku untuk Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Perbankan akan mengusahakan penyaluran kredit di tengah pandemi.
"Asal jangan hari ini apply kredit, besok dapat, lusa minta restrukturisasi, itu namanya cari kesempatan dalam kesempitan," tegas dia. Â