Produk Makanan Olahan Jadi Andalan Indonesia Genjot Ekspor Saat New Normal

Ekspor makanan olahan sangat berpotensi meningkat di masa pandemi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jun 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi Makanan Kaleng
Ilustrasi Makanan Kaleng Credit: pexels.com/EdwinJoseVega

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong ekspor nasional jelang normal baru. Dalam berbagai kesempatan, Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto menegaskan bahwa dalam kondisi pandemi Covid -19 sekalipun, tetap ada celah-celah peningkatan pangsa ekspor produk-produk tertentu, salah satunya makanan olahan.

"Ekspor makanan olahan sangat berpotensi meningkat di masa pandemi, mengingat makanan olahan menjadi salah satu kebutuhan utama selama karantina akibat pandemi dan juga saat memasuki era normal baru," ujar Mendag dalam keterangan resmi, Sabtu (13/6/2020).

Untuk itu, Direktur Jenderal Pengambangan Ekspor Nasional, Kasan, aktif melakukan kunjungan dan pertemuan dengan beberapa pelaku usaha makanan olahan untuk memperoleh informasi langsung dampak Covid-19 bagi aktivitas ekspor produk makanan olahan.

Pada Jumat (12/6) kemarin, Kasan melakukan kunjungan dan pertemuan dengan jajaran PT Indofood Sukses Makmur. Sebelumnya, Kasan dan Tim Kemendag juga telah mengunjungi perusahaan dan pabrik makanan olahan PT Mayora Tbk sehari sebelumnya pada Kamis (4/6).

“Pertemuan-pertemuan ini bertujuan untuk menggali informasi guna memetakan peluang dan tantangan ekspor produk andalan Indonesia, dalam hal ini produk makanan olahan, di masa dan pasca pandemi Covid-19. Hasil pertemuan ini juga akan dijadikan masukan dalam pengelolaan informasi pasar dan produk ekspor untuk melayani pelaku usaha dalam bentuk meja bantuan (help desk) di Kemendag,” jelas Kasan.

Hasil dari kunjungan tersebut, Kasan mendapati bahwa pada masa pandemi Covid-19, PT Indofood mengalami peningkatan permintaan produk unggulannya berupa mi instan, baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor.

Namun, dengan adanya beberapa protokol penanganan Covid-19, seperti jaga jarak (physical distancing), keterbatasan pada aspek transportasi, dan karantina wilayah di beberapa negara, memberikan imbas pada penurunan kapasitas produksi dan penambahan biaya produksi. Kendala lainnya datang dari aspek pemenuhan bahan baku, baik lokal maupun impor yang juga terganggu akibat Covid-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hambatan Ekspor

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, lanjut Kasan, Kemendag akan berupaya meminimalisir hambatan ekspor dari sisi kebijakan dan memperlancar aspek perdagangan di dalam negeri yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan untuk ekspor.

Kemendag juga akan memaksimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri untuk memfasilitasi para pelaku ekspor nasional.

“Kemendag berkomitmen untuk terus memfasilitasi pelaku usaha untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor. Informasi yang kami dapatkan dari kunjungan ini tentu juga akan menjadi bahan masukan dan pertimbangan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terkait ekspor. Kemendag beserta para perwakilan perdagangan di luar negeri pun terbuka jika ada pelaku usaha yang ingin mencari peluang maupun mengalami hambatan dalam aktivitas ekspor,” pungkas Kasan.

Adapun PT Indofood Sukses Makmur Tbk saat ini telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan.

Dengan empat grup yang dimilikinya, yaitu Consumer Branded Product (CBP), Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi, PT Indofood telah berhasil memasarkan produknya ke berbagai negara.

Salah satu merek yang dimiliki PT Indofood adalah Indomie yang telah sukses dipasarkan di 90 negara diantaranya Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada; serta negara-negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Setidaknya, lebih dari 80 miliar kemasan Indomie dengan berbagai cita rasa telah terjual secara rutin ke seluruh dunia .   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya