Pandemi Bisa Jadi Momen Masyarakat Ubah Perilaku Konsumsi BBM

Jika menjadi kebiasaan diharapkan bisa mereduksi faktor pencemaran lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2020, 18:43 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 18:40 WIB
20160315-Hore, Harga BBM Pertamina Turun Rp 200 Per Liter-Jakarta
Mesin pengisian ulang bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 dinilai menjadi waktu yang tepat bagi masyarakat untuk mengubah perilaku pemakaian atau konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Pengamat lingkungan Berry Nahdian Furqon mengatakan, perubahan perilaku penggunaan BBM tersebut salah satunya membiasakan pemakaian BBM beroktan tinggi.

Perubahan perilaku sangat besar perannya dalam memperbaiki kualitas udara, sebab, dampak positif BBM RON tinggi baru terlihat jika digunakan secara masif.

"Jika porsinya kecil perbaikan kualitas udara tidak nyata. Makanya kita harus bersama-sama mengubah perilaku dengan memakai BBM RON tinggi. Kalau digunakan secara luas, pasti berdampak signifikan," ujar mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ini seperti melansir Antara, Senin (15/6/2020).

Menurut dia, dengan menggunakan BBM beroktan tinggi, masyarakat tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga kesehatan, untuk itu pemakaian BBM RON tinggi yang ramah lingkungan tidak cukup hanya dilakukan melalui regulasi.

"Selain itu (melalui regulasi), kita juga harus mendorong perubahan perilaku ramah lingkungan. Dan sekarang saat yang tepat untuk berubah," jelas dia.

 

Saksikan video di bawah ini:


Bisa Jadi Pola Hidup

20160315-Hore, Harga BBM Pertamina Turun Rp 200 Per Liter-Jakarta
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait hal itu, Berry mengaku sependapat dengan pernyataan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RM Karliansyah semua elemen harus mempertahankan perilaku bagus saat pandemi COVID-19, yang berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca.

Karliansyah, dalam seminar virtual pekan lalu menyebutkan, perilaku bagus yang harus dipertahankan tersebut antara lain dengan menjaga bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, memperbaiki manajemen lalu lintas, pengembangan sistem transportasi massal, dan pengembangan hutan kota.

Senada dengan itu Berry menyatakan, penurunan emisi gas rumah kaca juga sangat berdampak baik bagi kesehatan, termasuk kesehatan sistem pernafasan dan hal itu bisa menjadi modal ketahanan tubuh dalam melawan pandemi COVID-19.

Untuk itu, dengan terbiasa menggunakan BBM ramah lingkungan, diharapkan bisa berkembang menjadi pola hidup ramah lingkungan. "Jika menjadi kebiasaan diharapkan bisa mereduksi faktor pencemaran lingkungan, terutama di kota-kota besar, termasuk Pulau Jawa dan Bali," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya