Pembangunan Capai 93 Persen, PLTU Malinau Bakal Beroperasi Akhir 2020

Masuknya daya dari PLTU Malinau dan tersambungnya listrik ke sistem interkoneksi Kalimantan akan menurunkan biaya operasi PLN hingga Rp 4,9 miliar per bulan.

oleh Athika Rahma diperbarui 06 Jul 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 11:30 WIB
PLTU Malinau
PLTU Malinau Lakukan Uji Coba. (Dok. PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Malinau yang berlokasi di Kabupaten Malinau, Kalimantan telah mencapai 93,42 persen.

Dalam proses penyelesaiannya, PLN terus melakukan uji coba pada PLTU berkapasitas 6 Mega Watt (MW) ini sebelum dioperasikan secara penuh.

Dengan masuknya daya dari PLTU Malinau dan tersambungnya listrik ke sistem interkoneksi Kalimantan nantinya akan menurunkan biaya operasi PLN hingga Rp 4,9 miliar per bulan.

"Menjadi harapan dan tugas kami untuk segera menyelesaikan pembangunan PLTU Malinau ini sesuai target waktunya, karena 2 infrastruktur lainnya yaitu GI 150 kV Malinau dan SUTT 150 kV Tidang Pale - Malinau telah siap beroperasi untuk siap mengintegrasi daya dari sistem interkoneksi Kalimantan," tutur General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP Kalbagtim), Muhammad Ramadhansyah dalam keterangan resmi, Senin (6/7/2020).

Adapun saat ini, daya mampu sistem kelistrikan di Kabupaten Malinau mencapai 9,4 MW dengan beban puncak 8,9 MW. Beroperasinya PLTU Malinau tentu akan menambah keandalan sistem kelistrikan di Kabupaten Malinau ke depannya.

"Saat ini kita masih gunakan PLTD untuk melistriki masyarakat, dengan adanya PLTU tentu penggunaan PLTD bisa kita kurangi. Meskipun sedang pandemi Covid, kami lanjutkan proses pengujian dan kami targetkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2020," kata Ramadhansyah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Proses Pengujian

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Untuk PLTU Malinau Unit 1, pengujian telah memasuki uji steam blow, yaitu pembersihan pipa-pipa boiler pembangkit sebelum dioperasikan secara komersial.

Sedangkan untuk Unit 2, saat ini sedang berada dalam tahap individual test, misalnya memastikan semua boiler dan sistem penanganan batu bara berfungsi dengan baik.

Sebagai informasi, pembangunan PLTU Malinau ini menyerap tenaga kerja hingga 150 orang. Dalam mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan industri nasional, PLTU Malinau pun telah mampu mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai sebesar 70,03 persen.

Kerugian Penundaan Proyek PLTU Capai Rp 209,6 Triliun

PLN Tunda Proyek Listrik Demi Penyelamatan Operasional
Pekerja memperbaiki kabel listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 3 Lontar, di Kabupaten Tangerang, Rabu (29/4/2020). PLN (Persero) memutuskan untuk menunda sejumlah proyek listrik khususnya yang belum memiliki pendanaan demi penyelamatan operasional. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Adila Isfandiari, menyebut estimasi kerugian akibat penundaan kontruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara di Indonesia mencapai Rp 209,6 triliun. Penundaan tersebut terjadi akibat pandemic Corona covid-19.

“Per 8 Maret kemarin ada 12 PLTU yang sedang dibangun yang telah menyampaikan notifikasi force majeure atau indikasi akan terdampak covid-19 sendiri, global energi telah menghitung estimasi kerugiannya sekitar 209,6 triliun akibat penundaan pembangunan ini,” kata Adila dalam paparan Media Briefing Secara Daring, Jakarta, Senin (30/3/2020).

Penundaan tersebut dikarenakan adanya pembatasan perjalanan dan pergerakan antara negara-negara dunia, misalnya keterlambatan pengiriman impor bahan baku komponen PLTU.

“Jadi untuk PLTU Indonesia sendiri Tingkat Komponen dalam negeri (TKDN) kita masih rendah diangka 17,1 persen, dengan kata lain 60 persen dari komponen bahan baku PLTU sendiri di impor,” ujarnya.

Sehingga ketika ada pembatasan perjalanan, menyebabkan ada keterlambatan bahan bakunya sampai. Selanjutnya, produksi dunia sedang melambat akibat pandemi ini, dan juga adanya pembatasan perjalanan dari negara investor. Karena investor paling banyak dari Cina, Jepang, korea Selatan.

“Biasanya mereka membawa tenaga ahli untuk mengerjakan proyek tersebut, karena adanya pembatasan perjalanan sehingga tenaga kerjanya tidak bisa dikirim ke Indonesia,” ujarnya.

Daftar PLTU

PLTU Paiton
PT Pembangkitan Jawa Bali mencetak sejarah dengan menyabet Proper Emas untuk pengelolaan PLTU Paiton unit 1 dan 2 di Probolinggo, Jawa Timur.

Berikut daftar PLTU yang ditunda pembangunannya, per 8 Maret 2020 sumber dari global energy monitor:

1. PLTU Jawa-1, kapasitas 1000 MW

2. PLTU Jawa-7 , kapasitas 2 x 1000 MW

3. PLTU Bengkulu , kapasitas 2 x 100 MW

4. PLTU Meulaboh 3&4 , kapasitas 2 x 200 MW

5. PLTU Mulut Tambang Sumsel-1 , kapasitas 2 x 300 MW

6. PLTU Mulut Tambang Sumsel-8, kapasitas 2 x 600 MW

7. PLTU Jawa-4 , kapasitas 2 x 1000 MW

8. PLTU Kalbar-1 , kapasitas 2 x 100 MW

9. PLTU Kalbar-2 , kapasitas 2 x 100 MW

10. PLTU Kalteng-1 , kapasitas 2 x 100 MW

11. PLTU Sulbagut-1 , kapasitas 2 x 50 MW

12. PLTU Sulut-3 , kapasitas 8200 MW

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya