Keberadaan Embung Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi di Poso

Keberadaan embung yang dibangun Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sukses meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Poso.

oleh Gilar Ramdhani pada 10 Jul 2020, 19:28 WIB
Diperbarui 10 Jul 2020, 19:27 WIB
Keberadaan Embung Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi di Poso
Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa dialirkan ke sawah-sawah petani.

Liputan6.com, Poso Para petani di Kabupaten Poso sukses meningkatkan produktivitas panen. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan embung yang dibangun Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, embung adalah salah satu cara yang bisa digunakan petani untuk menjaga ketersediaan air. Khususnya untuk menghadapi musim kemarau.

“Badan pangan dunia, FAO, mengeluarkan prediksi yang menyatakan kemarau panjang akan melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian selalu mengimbau untuk melakukan percepatan tanam. Petani juga harus mengantisipasi masalah ini dengan memastikan ketersediaan air, seperti membangun embung,” kata Mentan SYL, Jumat (10/07/2020).

Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengutarakan hal serupa. Menurutnya, pembangunan embung seperti yang dilakukan di Poso memiliki dampak yang sangat positif.

“Di Ditjen PSP, kita memiliki kegiatan padat karya. Salah satu kegiatannya adalah pembangunan embung. Dengan adanya pembangunan embung yang diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi, lahan sawah dapat diairi secara maksimal. Dan dampaknya adalah peningkatan produktivitas,” tuturnya.

 

Luas Lahan Terairi Meningkat

Di Poso, pembangunan embung dilakukan di Desa Toinasa Kecamatan Pamona Barat. Sebagai penanggung jawab adalah Poktan Kasibuncu I. Embung dibangun di lahan seluas 50 hektar (ha). Sumber air embungnya dari mata air

“Hasil positif dari pembangunan embung bisa dilihat di Poso. Sebelum adanya embung, luas areal terairi adalah 50 hektar. Tetapi dengan adanya embung, luas lahan teraliri menjadi 85 hektare. Dampaknya, produktivitas yang sebelumnya 4 ton/ha, kini meningkatkan menjadi 5 ton/ha,” kata Sarwo Edhy.

Ketua Poktan Kasibuncu I, I Wayan Partiko, membenarkan jika pertanian di wilayahnya sangat terbantu dengan adanya embung.

“Dengan embung, petani dapat mengairi sawahnya dengan baik. Embung pun dapat dimanfaatkan baik saat musim hujan maupun musim kemarau. Karena air selalu tersedia sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi,” paparnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya