Mentan Sebut Program Food Estate di Kalteng untuk Ketahanan Pangan

Mentan SYL mengatakan program Food Estate dilakukan untuk mengamankan ketersediaan beras dalam negeri. Sehingga kebutuhan pangan dapat dipenuhi secara mandiri.

oleh Gilar Ramdhani pada 10 Jul 2020, 21:30 WIB
Diperbarui 10 Jul 2020, 21:43 WIB
Mentan Sebut Program Food Estate di Kalteng untuk Amankan Ketersediaan Beras
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi lahan rawa pengembangan food estate atau lumbung pangan dan saluran primer induk UPT A5 di Kapuas.

Liputan6.com, Kapuas Presiden Joko Widodo memberikan perhatian serius pada program Food Estate. Didampingi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Presiden Jokowi meninjau lokasi lahan rawa pengembangan Food Estate atau lumbung pangan dan saluran primer induk UPT A5, di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Kamis (09/07).

Selain Mentan, Presiden juga didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono. Turut hadir Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Suharyanto, Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Program pengembangan Food Estate yang dilakukan di lahan seluas 165 ribu hektar (ha) ini melibatkan beberapa Kementerian. Selain Kementerian Pertanian, ada juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian BUMN, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Desa PDTT.

Mentan SYL mengatakan program Food Estate dilakukan untuk mengamankan ketersediaan beras dalam negeri. Sehingga kebutuhan pangan dapat dipenuhi secara mandiri.

"Presiden Jokowi menginstruksikan kepada saya untuk mempersiapkan Provinsi Kalimantan Tengah menjadi lumbung pangan. Dengan potensi lahan rawa yang kini dapat menjadi lahan pertanian produktif, kita yakin membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah ini," kata Syahrul.

Proyek Food Estate kawasan aluvial pada lahan eks lahan gambut ini memiliki lahan potensial seluas 165 ribu hektar. Dari lahan potensial tersebut, seluas 85.500 hektar merupakan lahan fungsional yang sudah digunakan untuk berproduksi setiap tahunnya.

 

 

 

Kementan Membuat Jaringan Kuarter

Mentan Sebut Program Food Estate di Kalteng untuk Ketahanan Pangan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi lahan rawa pengembangan food estate atau lumbung pangan dan saluran primer induk UPT A5 di Kapuas.

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan Ditjen PSP Kementan siap mendukung program pemerintah. Terlebih Presiden Jokowi ingin mengembangkan Food Estate di Kalimantan Tengah. 

"Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, ada sekitar 85 ribu hektar lahan fungsional, artinya sudah ditanami petani, di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas di lahan eks PLG, namun provitasnya masih rendah," kata Sarwo Edhy.

Selain itu, ada lahan sekitar 79 ribu hektare untuk program ekstensifikasi. Yang artinya perlu ada rehabilitasi jaringan primer, sekunder, dan tersier.

"Tugas Kementan adalah membuat jaringan kuarter di petakan-petakan tersebut. Tujuannya untuk mengatur aliran air agar PH-nya bisa kembali normal," jelasnya. 

Ditambahkan Sarwo Edhy, untuk mengembangkan Food Estate dengan luas 30.000 hektar perlu sejumlah kegiatan. Pertama normalisasi yang dilakukan oleh PU baik jaringan primer, sekunder, maupun tersier. 

"Sedangkan dari Kementan memberikan bantuan sarana produksi. Berupa dolomit untuk menormalkan PH, benih padi menggunakan drone, herbisida. Ada juga bantuan pupuk hayati cair, dan urea, serta NPK," ujarnya.

Kementan Salurkan Alsintan

Diharapkan Sarwo Edhy, dengan bantuan saprodi berdasarkan masukan badan litbang pertanian mudah-mudahan bisa meningkatkan provitas. dan kedepannya diharapkan petani juga menggunakan benih unggul bersertifikasi.

"Kita juga memberikan bantuan alsintan pra panen seperti traktor roda 2 dan roda 4, transplanter, juga alat pascapanen. Kita ingin mengubah mindset para petani untuk mengubah dan meninggalkan cara-cara tradisional ke pertanian modern dengan mekanisasi," katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya