Tertekan Sentimen The Fed, Rupiah Melemah ke 14.613 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.455 per dolar AS hingga 14.613 per dolar AS.

oleh Athika Rahma diperbarui 30 Jul 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2020, 10:25 WIB
FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan rupiah setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menahan suku bunga. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (30/7/2020), rupiah dibuka di angka 14.455 per dolar AS, emlemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.542 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke level 14.609 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.455 per dolar AS hingga 14.613 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 5,36 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.653 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.570 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah setelah bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menahan suku bunga acuannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bertolak Belakang

Hari Ini, Rupiah Ditutup Menguat
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan, pagi ini tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih dalam tekanan turun di kisaran 0,58 persen.

Menurut Ariston, hal tersebut mengindikasikan kekhawatiran pasar dan minat terhadap aset aman dolar AS masih tinggi.

"Tapi di sisi lain sikap bank sentral AS yang masih akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dan stimulus dalam jangka waktu yang lebih lama mendukung penguatan aset-aset berisiko," ujar Ariston dikutip dari Antara.

Dua sentimen yang bertolak belakang tersebut, lanjut Ariston, berpotensi membuat rupiah bergerak dalam kisaran sempit seperti kemarin.

Pada Kamis dini hari tadi, pertemuan The Fed memutuskan suku bunga acuan tetap di level 0,25 persen.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran 14.450 per dolar AS hingga 14.600 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya