Soal Vaksin Covid-19, Erick Thohir Sebut Industri Farmasi RI Tak Hanya Jago Kandang

Menteri BUMN, Erick Thohir menyebutkan industri kesehatan tanah air tak hanya jago kandang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Agu 2020, 19:46 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 19:45 WIB
Erick Thohir Bertemu Aburizal Bakrie
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir memimpin pertemuan sembilan perwakilan partai pendukung koalisi ke kediaman pribadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie di Jakarta, Senin (8/10). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN, Erick Thohir mMenteri BUMN, Erick Thohir menyebutkan industri kesehatan tanah air tak hanya jago kandangenyebutkan industri kesehatan tanah air tak hanya jago kandang. Hal ini dibuktikan dengan komitmen Indonesia, salah satunya dengan penyempurnaan vaksin untuk covid-19 melalui Kimia Farma.

“Kita pastikan untuk kerjasama yang saling menguntungkan karena itu kalau kita lihat pada saat ini Indofarma dan Kimia Farma yang kita sekarang melakukan kerjasama,” ujat Erick dalam Press briefing, Sabtu (22/8/2020).

“Di sinilah kita memastikan bahwa transformasi daripada industri kesehatan Indonesia tidak jago kandang. Tetapi menjadi partner yang baik untuk dalam menjaga distribusi baik di dalam negeri maupun distribusi atau produk Indonesia di luar negeri,” sambung dia.

Erick juga menyampaikan, setelah prioritas penanganan dari sisi kesehatan, pemerintah akan fokus pada ketahanan energi. Erick ingin agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar tetap, melainkan juga harus mendapat keuntungan lain seperti teknologi yang mutakhir.

“Setelah ini kami ingin mendalami bagaimana ketahanan daripada energi bisa dilakukan kita dengan UAE. Kita ketahui situasi daripada impor minyak kita masih cukup tinggi, tetapi untuk mencari jalan keluar bagaimana kita bersama negara sahabat kita UAE supaya kita bisa mendapatkan yang namanya solusi yang baik,” kata dia.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sabar, Vaksin Covid-19 dari Sinovac Masih Perlu Diolah Sebelum Diedarkan

Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Kementerian BUMN menegaskan vaksin yang diterima dari Sinovac masih berupa bahan baku konsentrat, dan bukan produk jadi. Dalam hal ini, Bio Farma kemudian bertindak sebagai pengolah hingga vaksin siap edar.

“Jadi bio farma itu mendapatkan bahan baku dari Sinovac, bahan baku ini akan diformulasikan di Bio Farma kemudian di-filling di Bio Farma dan packaging di Bio Farma,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Sabtu (22/8/2020).

Arya pun mengibaratkan proses formulasi vaksin Covid-19 ini seperti membuat rendang. Meski bahan bakunya berasal dari Sinovac, namun yang meracik vaksin tersebut tetap produsen farmasi dalam negeri yaitu Bio Farma.

"Nah, formulasi itu seperti ini loh, seperti orang kalau bikin rendang padang. Kalau rendang padang itu kan bahan bakunya daging nih. Nah di situ dipotong pooting kecil, kemudian dikasih bumbu, dikasih santan, dikasih kelapa, dikasih kunyit, dikasih cabe, dikasih garam, baru tuh dimsuk kuali, dipanasin sampai kering, jadilah rendang. Jadi bahan bakunya doang yang dari Sinovac. Untuk membuat rendangnya itu ya Bio Farma," jelas dia.

"Kemudian di-filling ini bentuknya seperti vaksin dalam ampule, udah masuk dalam ini ya. Kayak rendang dimasukin dalam piring kecil apa semua. Kemudian packaging, nah di-packaging baru diedarkan," lanjut dia.

Dengan demikian, Arya kembali menegaskan bahwa tahapan-tahapan tersebut harus terlebih dahulu dilakukan oleh Bio Farma sebelum diedarkan di masyarakat.

“Formulasinya itu Bio Farma dapat dalam bentuk bulk, bahan bakunya bentuknya bulk, kemudian diformulasikan,” tegas dia.

Sebelumnya, PT Bio Farma dan perusahaan farmasi Cina, Sinovac menandatangani perjanjian Preliminary Agreement of Purchase dan Supply of Bulk Product of Covid 19 Vaccine tentang komitmen ketersediaan suplai bulk vaksin hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021.

Penandatanganan itu disaksikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L Marsudi dan Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir di Sanya, China, 20 Agustus 2020.

Usai Sinovac, RI Jajaki Kerja Sama dengan 2 Produsen Farmasi China untuk Vaksin Covid-19

[Bintang] 5 Hal yang Harus Diketahui Orangtua Tentang Vaksin MR
Vaksin MR. (Ilustrasi: Pexels.com)

Indonesia tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah perusahaan farmasi asal China. Hal ini guna memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Indonesia. 

Setelah Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan farmasi Tiongkok lainnya, yaitu CanSino Biologics dan Sinopharm.

Penjajakan kerja sama tersebut dilakukan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir bersama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang Presiden Joko Widodo untuk menindaklanjuti beberapa kerjasama bilateral, termasuk kerjasama di bidang vaksin dan kerjasama ekonomi lainnya dengan China.

“Kami di Komite memperbesar dan melakukan berbagai daya upaya untuk mengurangi penyebaran virus sambil terus membangun kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan terapi penyembuhan. Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit," kata Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/8/2020).

Erick menambahkan, Indonesia juga terus terbuka dan menjajaki kerjasama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif di Indonesia.

Kerjasama internasional di bidang vaksin menjadi salah satu dari berbagai berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, diantaranya melakukan 3T (test, trace, treat), mendorong perubahan perilaku, menyiapkan kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin merah putih, dan terapi penyembuhan, hingga menyiapkan kapasitas produksi dan distribusi di dalam negeri untuk produksi dan vaksinasi massal. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya