Jokowi Dianggap Lebih Jago dari Donald Trump soal Tangani Covid-19

Presiden Jokowi tengah sibuk menguji vaksin penangkal guna mengakhiri pandemi virus corona (Covid-19) berkepanjangan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Agu 2020, 12:13 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2020, 11:00 WIB
Jokowi Pastikan RS Darurat Siap Beroperasi
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai pemerintahan dunia kini tengah sibuk mencari vaksin penangkal guna mengakhiri pandemi virus corona (Covid-19) yang berkepanjangan. Langkah ini dilakukan guna menghindari pelemahan ekonomi yang dapat berujung pada ancaman resesi.

Langkah serupa turut dilakukan Pemerintah Republik Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan terakhir terus berjanji untuk memproduksi massal vaksin Covid-19 pada awal 2021 mendatang.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengapresiasi upaya Jokowi yang dianggapnya dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN). Bahkan, ia menyebut cara Jokowi mengiklankan vaksin selangkah lebih maju ketimbang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Adapun Trump baru-baru ini resmi mengizinkan penggunaan plasma darah orang sembuh corona untuk merawat pasien Covid-19. Sebelumnya, Jokowi pada Mei 2020 lalu sempat menyinggung penggunaan metode terapi plasma darah untuk melawan virus corona.

"Di seluruh dunia juga sama. Setiap kali iklan tentang keberhasilan vaksin. Bahkan waktu itu Pak Trump memakai plasma darah untuk mengatasi Covid-19. Itu kan sudah dilakukan Indonesia jauh sebelumnya," kata Hans kepada Liputan6.com, Sabtu (29/8/2020).

Metode plasma darah yang jadi kebijakan Trump sendiri memang mendapat banyak tentangan akibat belum adanya studi mendetail yang menjabarkan dampak dan risikonya. Namun, Hans menilai upaya tersebut bisa membangkitkan keyakinan dalam memerangi pandemi.

"Segala upaya tampaknya dipakai untuk memberikan optimisme orang menghadapi pandemi," ujar dia.

Menurut dia, optimisme penanganan Covid-19 tersebut memang jadi kunci utama untuk mendongkrak belanja rumah tangga, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kalau kita lihat masa depan cerah, ya orang berani spending. Ketika enggak spending itu yang menyebabkan ekonominya mati," pungkas Hans.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Janji Jokowi: Suntik Vaksin Covid-19 ke Seluruh Warga Indonesia

Jokowi Tinjau Fasilitas Produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka kemungkinan akan terciptanya vaksin penangkal virus corona atau Covid-19. Dia memproyeksikan vaksin Covid-19 itu bisa diproduksi pada kurun waktu antara Desember 2020 dan Januari 2021.

Setelah berhasil diproduksi, Jokowi berjanji akan langsung menyuntikan vaksin kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dia pun percaya segala masalah yang diakibatkan wabah virus corona bisa terselesaikan dengan vaksinasi, termasuk jeratan ekonomi yang kini menimpa banyak orang.

"Kita harapkan nanti, Insya Allah di bulan Desember/Januari,   begitu vaksinnya jadi dan diproduksi, langsung semuanya divaksin, disuntik vaksin, vaksinasi, itu problem akan mulai selesai. Dan kita Insya Allah kembali pada posisi yang normal," katanya dalam peluncuran program subsidi gaji Rp 2,4 juta tahap pertama di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Adapun janji itu diberikannya setelah ia mendengar curhatan salah seorang perawat wanita di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta. Perawat tersebut menangis terisak di hadapan Jokowi lantaran kesulitan ekonomi yang dihadapinya selama masa pandemi ini.

Mendengar cerita tersebut, Jokowi menyatakan, pemberian bantuan subsidi gaji Rp 2,4 juta akan menyasar banyak tenaga kerja formal bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi, termasuk pekerja honorer.

"Hari ini semuanya saya kira komplit. Ada pekerja honorer, termasuk guru honorer, petugas pemadam kebakaran, karyawan hotel, tenaga medis perawat ada, petugas kebersihan ada. Karyawan hotel ada. Ya komplit. Siapapun yg membayar iuran BPJS ketenagakerjaan secara aktif sampai Juni, itu yang diberikan," tuturnya.

Jokowi pun mengutarakan, pemerintah sudah berkomitmen untuk mengeluarkan berbagai bentuk stimulus ekonomi kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan begitu, ia berharap kondisi ekonomi nasional bisa segera pulih kembali.

"Kita harapkan, dengan bantuan ini konsumsi rumah tangga tidak terganggu, daya beli meningkat, dan ekonomi kembali ke posisi normal," ujar Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya