Sektor Manufaktur Indonesia Kembali Bergairah

Torehan positif atas kenaikan PMI manufaktur dalam negeri harus di manfaatkan dengan baik oleh pelaku industri.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2020, 12:00 WIB
Pameran Manufacturing Indonesia
Pengunjung melihat peralatan industri yang dipamerkan dalam Manufacturing Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/12/2019). Pameran manufaktur internasional terbesar di Indonesia tersebut berlangsung 4-7 Desember 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor industri manufaktur di Tanah Air mulai kembali menggeliat di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia di bulan Agustus yang berada pada level 50,8. Level ini menandakan sedang ekspansif karena melampaui ambang netral (50,0).

"Kinerja manufaktur kita boleh cukup berbahagia. Karena PMI kita tumbuh lebih dari level 50. Ini menunjukkan mulai kembali pulih industri manufaktur kita," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih dalam webinar yang digagas oleh Bappenas, Selasa (8/9/2020).

Untuk itu, Gati meminta torehan positif atas kenaikan PMI manufaktur dalam negeri harus di manfaatkan dengan baik oleh pelaku industri. Diantaranya dengan menggenjot produksi industri manufaktur untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun internasional.

"Karena kenaikan (PMI) lebih dari level 50 sebagai indikator untuk peningkatan produksi dan penyerapan tenaga kerja, khususnya untuk IKM lebih banyak lagi," jelasnya.

Kemudian untuk pemerintah pusat ataupun daerah, Gati menekankan pada bantuan penyediaan bahan baku bagi pelaku industri nasional, khususnya IKM. Yakni dengan mempercepat implementasi program subtitusi impor hingga 35 persen.

"Karena akibat pandemi ini sejumlah negara dunia masih menerapkan lockdown. Sehingga industri manufaktur kita masih kesulitan untuk mendapatkan bahan baku," terangnya.

Kendati demikian, Gati menegaskan, seluruh aktivitas sektor industri harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Terlebih kementeriannya telah mewajibkan kepada perusahaan industri untuk aktif melaporkan penerapan protokol kesehatan secara online melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

"Dan terpenting temen-temen pelaku industri, terutama IKM harus mampu beradaptasi. Antara lain menjalankan protokol kesehatan. Karena resources tidak sebesar industri besar," imbuh dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Indeks Manufaktur Membaik, Menperin Sebut Ekonomi RI Mulai Merangkak Naik

Pameran Manufacturing Indonesia
Pengunjung melihat peralatan industri yang dipamerkan dalam Manufacturing Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/12/2019). Pameran menampilkan beragam teknologi, layanan manufaktur terbaru dan terbaik dari para pemain kunci dibidangnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Sektor industri manufaktur di tanah air menunjukkan geliat yang agresif di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia di bulan Agustus yang berada pada level 50,8 atau menandakan sedang ekspansif karena melampaui ambang netral (50,0).

"Ini merupakan kabar gembira, karena artinya salah satu indikator perekonomian kita mulai merangkak naik. Capaian ini harus kita jaga dan terus ditingkatkan dengan tetap fokus dan kerja keras dalam upaya pemulihan ekonomi nasional," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (1/9).

 

Namun demikian, Menperin menegaskan, aktivitas sektor industri harus tetap memperhatikan terhadap penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami telah mewajibkan kepada perusahaan industri untuk aktif melaporkan penerapan protokol kesehatan secara online melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas)," tuturnya.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh IHS Markit, PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus tahun ini menunjukkan peningkatan yang solid, baik dalam produksi maupun pesanan baru, sehingga membawa kontribusi positif dalam kondisi bisnis sejak bulan Februari. Ekspansi pada output dan permintaan baru tersebut mengalami kisaran yang tercepat selama enam tahun.

Menurut hasil survei, perusahaan manufaktur di Indonesia pada umumnya menyatakan bahwa output dan pertumbuhan penjualan yang kuat berasal dari pembukaan kembali ekonomi secara bertahap. Ini ditunjukkan oleh peningkatan permintaan klien, terutama didorong oleh pasar domestik.

Selanjutnya, indeks manufaktur Indonesia pada bulan kedelapan memperlihatkan juga kepercayaan bisnis yang naik ke level tertinggi sejak bulan Mei 2019. Hal ini karena perusahaan menyesuaikan diri dengan pelonggaran bertahap pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait penyebaran virus korona baru.

"Capaian positif pada PMI ini juga menunjukkan bahwa langkah pemerintah dalam melakukan mitigasi di sektor industri manufaktur saat pandemi Covid-19 sudah sesuai. Selain itu, lonjakan PMI menjadi pijakan yang baik bagi industri manufaktur di tanah air untuk kembali pulih," jelasnya.

Indeks Manufaktur Indonesia di bulan Agustus naik 3,9 poin dari indeks pada bulan Juli 2020 yang berada di level 46,9. Rata-rata PMI Manufaktur kuartal III tahun 2020 sebesar 48,8 juga mengindikasikan kondisi lebih baik ketimbang kuartal II/2020.

"Kementerian Perindustrian tentunya terus mengawal sektor industri manufaktur nasional agar dapat tumbuh positif dan nantinya dapat sepenuhnya pulih dari tekanan dampak pandemi Covid-19. Kebijakan-kebijakan yang sudah Kemenperin keluarkan tentu juga akan dievaluasi efektivitasnya dan akan kami sesuaikan dengan kondisi di sektor industri," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya