Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan angka inflasi membuat investasi ke surat utang tidak menarik. Alasannya, dengan imbal hasil yang ada saat ini membuat investasi justru negatif. Hal ini tentu saja memberikan ruang bagi harga emas untuk melambung karena investor menjadikan logam mulia sebagai instrumen safe haven.
Namun menurut beberapa analis, harga emas akan tertahan sejenak atau setidaknya akan stabil dalam beberapa waktu ke depan.
Baca Juga
Kenaikan harga yang cukup besar dalam beberapa pekan terakhir membuat harga emas diperkirakan belum akan mengalami penguatan lagi. Jika ada kenaikan kemungkinan juga tidak terlalu besar.
Advertisement
Mengutip Kitco, Senin (14/9/2020), analis t Blue Line Futures Phillip Streible menjelaskan, harga emas sedikit tumpul saat ini. Namun memang prospek ke depan masih ada.
"Ada dasar yang kuat sehingga harga emas akan menguat, tapi memang belum saat ini," jelas dia.
Analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, harga emas memang telah menguat cukup tinggi. Namun menurutnya belum saatnya untuk konsolidasi.
Namun ada juga beberapa analis yang melihat harga emas akan mengalami tekanan saat ini. Hal tersebut terjadi karena kenaikan yang sudah berjalan terlalu besar.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perdagangan Pekan Lalu
Sebelumnya harga emas dunia kembali meredup usai sempat berkilau seiring melemahnya dolar dan minat para pelaku pasar pada aset safe-haven menggerakkan harga logam kuning mulia tersebut lebih tinggi.
Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 paling aktif diperdagangkan ke intraday tertinggi di USD 1.975,20.
ÂJika emas bertahan pada kenaikan sebelumnya, itu akan menandai hari ketiga berturut-turut di mana harga emas bergerak lebih tinggi.
Namun harga emas meredup akibat Dolar yang kembali menguat. Melansir laman Kitco, Jumat (11/9/2020), indeks dolar AS naik sekitar 13 poin (+ 0,14 persen) dan ditetapkan ke posisi 93,39.
Pembalikan dari kelemahan menjadi kekuatan dalam dolar AS mengikis sebagian besar keuntungan sebelumnya dalam harga emas.
Saat ini, emas berjangka diperdagangkan pada harga USD 1954.60 yang merupakan penurunan bersih USD 0,30.
Pernyataan yang dibuat Christine Lagarde; presiden ECB juga memiliki efek membawa dolar AS dari wilayah negatif ke positif. Presiden ECB berkata, "tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap kenaikan euro".
Pertemuan Dewan Pemerintahan ECB yang berlangsung pada hari Kamis menegaskan kembali bahwa mereka akan mempertahankan rencana pelonggaran kuantitatif senilai € 1,35 triliun yang saat ini dijadwalkan. Langkah ini untuk mendukung ekonomi yang berkontraksi secara langsung terkait dengan pandemi.
Advertisement