Prabowo Bakal Tanam Singkong di 1,4 Juta Hektar Lahan Food Estate

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menargetkan kapasitas lahan singkong sebanyak 1,4 juta hektar di Indonesia

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Sep 2020, 14:10 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2020, 14:10 WIB
Prabowo Subianto
Menhan Prabowo Subianto (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menargetkan kapasitas lahan singkong sebanyak 1,4 juta hektar di Indonesia hingga akhir 2025.

Hal itu disampaikan Prabowo seusai mengikuti Rapat Terbatas mengenai food estate yang dipimpin Presiden Jokowi melalui video conference, di Jakarta, Rabu.

"Saya hanya menjelaskan rencana ke depan singkong dan di Kalimantan Tengah kita akan mulai 2021, 30.000 hektare. Selanjutnya sampai akhir 2025 meningkat terus sasaran kita, hingga akhir 2025 sebanyak 1,4 juta hektare. Garis besar itu," ujar Prabowo seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/9/2020).

Prabowo mengatakan dirinya mendapat tugas dari Presiden untuk memberikan dukungan bagi pelaksanaan food estate. Dalam hal ini sudah ada pembagian tugas bahwa Menhan akan menangani pembangunan cadangan pangan singkong.

"Tadi sudah dijelaskan rencana roadmap di Kalimantan Tengah dan Gubernur Kalimantan Tengah sudah mendukung lahan dan membackup di lapangan, sehingga kita siap mulai," jelas dia.

Dia mengatakan dengan singkong Indonesia dapat menghasilkan tepung tapioka yang bisa menjadi bahan utama kebutuhan pangan.

"Singkong bisa menjadi bahan pangan roti, nasi dari singkong kemudian juga mie. Indonesia konsumen mie terbesar kedua di dunia dan kita ingin menjamin kita tidak tergantung dari persediaan dari luar negeri. Kita optimistis akan bekerja dengan baik," jelas Prabowo.

Jokowi Tunjuk Prabowo Pimpin Pengembangan Lumbung Pangan di Kalteng

Presiden Jokowi Tinjau Lahan untuk Lambung Pangan Nasional
Presiden Joko Widodo didampingi Menhan Prabowo Subianto memberikan keterangan saat meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). (Foto:Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi tugas Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sebagai leading sector pengembangan Food Estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah.

Kendati begitu, pembangunan lumbung padi tetap akan dimonitor oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, leading sector-nya akan kita berikan ke Pak Menhan yang tentu saja didukung Pak Menteri Pertanian, juga Menteri PU. Tentu saja di daerah kita harapkan ada dukungan dari gubernur dan para bupati," kata Jokowi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).

Pengembangan lumbung pangan baru tersebut diharapkan dapat menjadi sumber cadangan logistik nasional untuk mencegah kekurangan pasokan pangan dalam negeri. Selain itu, cadangan logistik tersebut juga digunakan untuk mengantisipasi krisis pangan.

"FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) sudah mengeluarkan peringatan bahwa krisis pangan akan melanda dunia karena pandemi juga karena memang adanya musim yang tidak bisa diatur dan diprediksi. Oleh sebab itu, kita menyiapkan sekarang ini yang namanya cadangan logistik nasional," jelas Jokowi.

Jokowi mengatakan, lumbung padi yang dibangun tahun ini memiliki luas lahan 30.000 hektare. Luas ini akan ditambah lagi 148.000 hektare hingga dua tahun ke depan.

"Tahun ini Insyaallah akan kita selesaikan kurang lebih 30 ribu hektare terlebih dahulu. Kemudian berikutnya dalam 1,5 sampai maksimal 2 tahun akan ditambah lagi 148.000 hektare baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun Kapuas," ujarnya.

Dengan pengembangan lumbung pangan baru ini, Jokowi berharap cadangan pangan nasional dapat terpenuhi dan dikelola dengan manajemen yang baik. Sehingga, juga dapat diekspor ke negara-negara lain.

"Semuanya akan dimanage dengan managemen yang ada, dan kalau sisa itulah yan akan kita ekspor ke negara lain," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya