Askrindo Telah Beri Penjaminan ke 6.607 Debitur Program Kredit Modal Kerja PEN

Sejak diluncurkannya program penjaminan KMK PEN pada Juli 2020 sampai dengan September, angka penjaminan Asrindo terus mengalami kenaikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Sep 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 15:00 WIB
Sambut Era Digital, Askrindo Luncurkan Portal Perusahaan
Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi memberikan pemaparan saat peluncuran portal perusahaan di Jakarta, Rabu (21/8/2019). Askrindo mengembangkan portal perusahaan yang dapat memberikan informasi terkait produk, manajemen, pencapaian, dan kegiatan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo mencatat penjaminan Kredit Modal Kerja (KMK) untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah mencapai Rp 3,7 triliun hingga per 28 September 2020. Adapun dari realisasi tersebut total debitur KMK PEN mencapai 6.607.

Direktur Utama Askrindo Dedi Sunardi mengatakan, sejak diluncurkannya program penjaminan KMK PEN pada Juli 2020 sampai dengan September angkanya terus mengalami kenaikan. Di mana posisi Juli KMK PEN dijamin baru Rp 391 miliar. Pada Agustus meningkat menjadi Rp 1,5 triliun dan sampai 28 September sudah mencapai Rp 1,8 triliun.

"Secara total, Askrindo sudah menyalurkan sebanyak Rp 3,7 triliun," kata dia dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Selanjutnya, untuk penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dari plafon yang mencapai Rp 397,4 triliun, Askrindo sudah menjamin KUR dengan nilai Rp 279,8 triliun atau sudah terserap 70,4 persen, sampai dengan 28 September 2020.

Total penerima jaminan KUR sudah diberikan kepada 20,9 juta debutur dan tenaga kerja yang terserap di sektor KUR ini sudah mencapai 40,8 juta tenaga kerja. "Ini yang hanya disalurkan oleh Askrinro saja," jelas Dedi.

Kendati begitu, Dedi menyadari gearing ratio akan mengalami kekurangan pada 2021 apabila Askrindoterus menyalurkan. "Gearing ratio akan mengalami kekurangan pada tahun 2021 apabila kami terus menyalurkan. Namun pada posisi Agustus 2020, gearing ratio kami sudah 13x dari risk appetite yang ingin dicapai 20x sesuai POJK," ujarnya.

Gearing ratio sendiri merupakan jumlah pinjaman dengan selisih penjumlahan ekuitas dan pinjaman subordinasi dengan penyertaan. Rasio ini bisa meningkat jika perusahaan yang bersangkutan memperoleh pertumbuhan laba. Sebaliknya, gearing ratio bisa menurun karena perlambatan bisnis pembiayaan.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perkuat Bisnis, Askrindo Sasar Asuransi Kredit Fintech

PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo
PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo (dok: Askrindo)

Sebelumnya, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo melakukan perjanjian kerjasama dengan Perusahaan Financial Technology (Fintech) yakni Jembatan Emas.

Perjanjian kerjasama ini telah dilakukan oleh Kepala Divisi Pemasaran Digital Askrindo, Ardian Brahmana dan Direktur Utama Jembatan Emas, Robert Rompas beberapa waktu lalu di Jakarta.

 

Askrindo sebagai anggota holding perasuransian dan penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG), melihat bahwa kebutuhan masyarakat akan platform digital sangatlah besar dikarenakan trend industri 4.0 yang mengarah pada digitalisasi bisnis.

Begitupun dengan kehadiran platform peminjaman maupun pendanaan digital atau biasa disebut financial technology (fintech) yang saat ini tengah merebak. Potensi pasar pada fintech ini sangat besar, karena menjadi salah satu alternatif pendanaan selain perbankan.

Ardian Brahmana mengatakan besarnya potensi pasar fintech tersebut, disasar Askrindo dalam bentuk kerjasama dengan Jembatan Emas untuk produk Asuransi Kredit fintech peer-to-peer lending (P2P Lending).

P2P Lending merupakan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan penerima pinjaman (borrower) dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dana melalui platform digital, sehingga dapat menjembatani yang layak dan menyediakan pinjaman.

“Kemudahan akan platform pinjam meminjam dana secara digital ini memiliki risiko yang besar, sehingga perusahaan Asuransi masuk untuk memberikan perlindungan dalam risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan fintech,” ujar Ardian kepada wartawan, Jumat (18/9/2020).

Pada kesempatan yang sama, Robert Rompas menambahkan bahwa, kerjasama dengan Askrindo, diharapkan akan memberikan rasa aman bagi para lender dalam menyalurkan pendanaan melalui fintech.

“Kami berharap nantinya akan ada lebih banyak orang yang ikut berpartisipasi dengan tujuan meningkatkan perekonomian dan literasi masyarakat Indonesia dalam berwirausaha, serta menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat", tutup Robert.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya