Menanam Kembali Pohon Ulin di Hutan Kota, Mengembalikan Tanaman Khas Kalimantan

Penanaman kembali pohon ulin di sejumlah hutan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur dilakukan untuk melestarikan jenis pohon yang terancam punah itu.

oleh Abdul Jalil diperbarui 03 Feb 2025, 02:34 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 02:34 WIB
Menanam Pohon Ulin
Bibit pohon ulin ditanam di Hutan Kota Kabupaten Kutai Barat.... Selengkapnya

Liputan6.com, Kutai Barat - Pohon Ulin, meski tak lagi masuk dalam tanaman yang dilindungi di Indonesia, namun tetap masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Ulin juga masuk ke dalam Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang mengontrol perdagangan satwa dan tumbuhan terancam punah secara ketat.

Pohon dengan nama latin Eusideroxylon Zwageri ini juga menjadi salah satu dari 100 flora prioritas konservasi. Ancaman terhadap pohon ini karena kualitas kayu yang sangat baik sehingga terjadi eksploitasi berlebihan.

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur kemudian menjalankan program penanaman kembali pohon khas Pulau Kalimantan itu. Program penanaman itu bahkan dilakukan di hutan kota di kompleks Kantor Bupati Kutai Barat.

Perusahaan tambang batu bara kemudian diganteng untuk terlibat dalam penanaman di lahan seluas 14 hektar. PT Trubaindo Coal Mining kali ini berkontribusi dalam aksi penanaman hutan kota tersebut.

Tercatat 8.750 bibit berbagai jenis pohon yang ditanam, salah satunya adalah bibit pohon ulin.

Administrasi Main Manager PT Trubaindo Coal Mining, Hirung menjelaskan, rencana penaman hutan kota sudah diinisiasi sejak dua tahun silam. Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Barat sudah dilakukan sejak saat itu untuk rencana penanaman.

“Kegiatan ini diinisiasi hampir dua tahun yang lalu. Kita berkomunikasi dengan DLH, bahkan pak bupati mendorong perusahaan tambang di sekitar kutai barat utk membantu melestarikan salah satunya hutan kota,” kata Hirung di sela-sela kegiatan penanaman, Sabtu (31/1/2024).

Kegiatan ini, sambungnya, sesuai dengan tanggung jawab perusahaan yang juga memperhatikan lingkungan. Apalagi jenis tanaman yang ditanam adalah pohon ulin yang merupakan tanaman khas Kalimantan.

Tak hanya sekadar menghijaukan, kembali namun juga berupaya mengembalikan kembali tanaman yang selama ini terancam punah. Pohon ulin juga ditanam di kawasan hutan adat Hemaq Beniung.

Di hutan adat ini sebanyak 25.973 berbagai jenis bibit pohon di lahan seluas 41,5 hektare dengan bibit pohon ulin salah satunya.

“Harapan kita ini membawa manfaat yang positif buat masyarakat Kutai Barat. Saya pikir ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap aspek lingkungan. Apalagi ini di luar konsesi kamu,” papar Hirung.

Dia juga memastikan perusahaannya akan memperhatikan kualitas bibit tanaman yang telah ditanam. Selama dua tahun, seluruh bibit tanaman ini akan dijaga dan dirawat untuk memastikan tidak ada yang mati.

“Kita pastikan bahwa tanaman yang kita tanam hari ini betul-betul hidup. Setelah itu baru kita serahkan kepada pemerintah sebagai pengelola selanjutnya,” kata Hirung.

Kelestarian Ekosistem Hutan

Menanam Pohon Ulin
Kolaborasi pemerintah dan swasta dalam penanaman hutan kota di Kabupaten Kutai Barat untuk mengembalikan ekosistem hutan.... Selengkapnya

Asisten II Setkab Kutai Barat, Rahmat mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan. Kegiatan ini seharusnya menjadi contoh dan memotivasi perusahaan lain untuk melakukan hal serupa.

“Ini menjadi motivasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk memberikan kontribsi yang sama utk daerah dengan menanam pohon, melestarikan hutan, baik hutan kota maupun hutan lainnya. Agar kelestarian ekosistem tetap terjaga dengan menanam pohon,” kata Rahmat.

Dukungan perusahaan ini tentu sangat membantu pemerintah dalam menjalankan upaya penghijauan kembali kawasan hutan kota. Kontribusi perusahaan, meski di luar konsesinya akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat suatu saat nanti.

“Kita berharap tidak hanya ditanam, tapi juga dipelihatra minimal dua tahun. Supaya tanaman ini tidak mati. Masa kritisnya ini mulai ditanam sampai dua tahun,” ujar Rahmat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya