Menko Luhut: Covid-19 Ajari Kita Kembangkan Teknologi agar Tidak Impor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, coba mengambil sisi positif dari wabah Covid-19 yang terjadi saat ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Okt 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2020, 14:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. (Kemenko Kemaritiman)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. (Kemenko Kemaritiman)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, coba mengambil sisi positif dari wabah Covid-19 yang terjadi saat ini.

Menurut dia, pandemi virus corona telah memaksa anak bangsa untuk kembangkan teknologi agar tidak lagi tergantung pada impor.

"Jadi sebenarnya dari sisi yang susah melihat covid, kita ada melihat sisi baiknya, yakni kita dipaksa melahirkan teknologi sehingga tidak tergantung pada impor," ujar Luhut dalam sesi teleconference hasil Rapat Terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (5/10/2020).

Dia mencontohkan, pemerintah di bawah kendali Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro kini tengah mengembangkan teknologi untuk produksi garam industri.

"Garam itu bisa diproduksi dari PLTU, dari airnya. Teknologi dikembangkan oleh BPPT dan saya pikir bisa segera kita lakukan. Termasuk garam terintegrasi yang di Muncar yang akan dibuat teknologinya oleh Pak Bambang," ungkapnya.

"Menristek ini banyak menghasilkan teknologi akibat Covid-19, baik di industri farmasi atau industri ini," Luhut menegaskan.

Merujuk pada kondisi tersebut, Jokowi disebutnya telah memerintahkan Menristek Bambang dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menyusun format/pilot project bagi industri garam Tanah Air.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebutuhan Garam di Indonesia

Presiden Jokowi di NTT
Presiden Jokowi Bersama Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Saat Meninjau Tambak Garam di di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, NTT, Rabu (21/8/2019). (Foto: Biro Pers Setpres)

Menimpali pernyataan Luhut, Menristek Bambang menyampaikan penggunaan teknologi akan diintesifkan untuk kurangi ketergantungan terhadap impor garam industri.

Menurut perhitungannya, kebutuhan impor garam industri saat ini terbilang besar, yakni sekitar 2,9 juta ton per tahun. Oleh karenanya, pemerintah ke depan bakal lebih intensif untuk mengedepankan teknologi produksi garam sehingga tidak perlu lagi impor.

"Sentuhan teknologi yang akan kita kedepankan terutama untuk garam aneka pangan. Di mana garam aneka pangan ini memang akan bisa meningkatkan serapan terhadap garam rakyat," terang Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya