Wapres: RI Harus Jalankan 2 Pilar Agar Ekonomi Kerakyatan Berdaya Saing

Kesuksesan pengembangan dan pemberdayaan UMKM menjadi pintu gerbang bagi terwujudnya keadilan ekonomi

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2020, 12:24 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 11:00 WIB
Wapres Ma'ruf Amin mengunjungi Universitas Mataram, Lombok, NTB. (Foto: Setwapres)
Wapres Ma'ruf Amin. (Foto: Setwapres)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengatakan perekonomian di Indonesia bisa menjadi kuat jika ekonomi kerakyatan mampu berdaya saing. Ekonomi kerakyatan ini bisa bisa mencapai tujuan bila menjalankan dua pilar, yakni pemberdayaan UMKM dan memaksimalkan potensi zakat, infaq dan shodaqoh.

"Ekonomi Kerakyatan di negeri ini akan kuat dan berdaya saing apabila ditopang oleh dua pilar utama. Kedua pilar ini harus memperoleh perhatian dari semua kalangan," tutur Wapres dalam High Level Seminar: Peran Serta Pengusaha Nahdliyin dalam Revitalisasi Ekonomi Nasional, Jakarta, Jumat (9/10/2020).

Pilar pertama, menggerakkan pemberdayaan UMKM sebagai sektor yang paling banyak menjangkau masyarakat. Kesuksesan pengembangan dan pemberdayaan UMKM menjadi pintu gerbang bagi terwujudnya keadilan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan di Indonesia.

"Apalagi sebagian besar warga Nahdlatul Ulama juga bergerak di sektor UMKM ini," kata dia.

Pilar kedua, dengan menggerakkan filantropi berupa optimasi potensi Zakat, Infaq, Shadaqah dan wakaf sebagai Islamic Social Fund.

Sebagai organisasi islam, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi umat Islam terbesar di Indonesia bahkan mungkin di dunia.

Saat ini jumlah warga NU yang mencapai lebih dari 100 juta individu. Artinya potensi Zakat, Infaq, Shadaqah dan wakaf dari warga NU tentu sangat besar.

"Karena itu, peran Lembaga Amil Zakat NU atau yang populer disingkat NUcare-LAZISNU akan lebih besar," jelas dia.

 

Tonton Video Ini

Langkah Lain

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)

LAZISNU, kata Maruf, memang saat ini sudah memulai kerja dengan baik dalam memobilisasi warga NU. Ini dilakukan melalui Gerakan Kotak Infaq atau KOIN NU yang sudah merata di mana-mana.

Maruf mengatakan seharusnya kesadaran berzakat, berinfaq, bersedekah dan berwakaf itu bisa digalang dan dimanfaatkan menjadi modal produktif. Kemudian dana yang terhimpun digulirkan untuk jutaan UMKM aktif di kota dan desa.

Sehingga ini akan menjadi faktor pembeda bagi pembangunan ekonomi nasional. Lalu dapat berkontribusi pada kehidupan yang lebih adil dan makmur, terjamin dan sejahtera kehidupan akhiratnya.

"Sehingga menjadi Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur," katanya

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya