Harga Emas Menguat Usai Trump Tawarkan Stimulus Lebih Besar

Mendukung harga emas, klaim pengangguran mingguan AS secara tak terduga naik minggu lalu.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Okt 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2020, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen menjadi USD 1.908,90 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), usai Presiden AS Donald Trump membangkitkan kembali harapan akan adanya paket stimulus bagi warga AS untuk menggadapi dampak pandemi Covid-19.

Rencananya, tambahan stimulus tersebut bisa diberikan sebelum gelaran pemilihan presiden AS yang berlangsung pada 3 November nanti.

Namun, penguatan harga emas ini sedikit tertahan karena adanya kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lain.

Mengutip CNBC, Jumat (16/10/2020), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.906,15 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen menjadi USD 1.908,90 per ounce.

Trump mengatakan dia setuju atau memberikan tandatangan jika ada kenaikan plafon stimulus penanganan dampak COvid-19 dari usulan semula sebesar USD 1,8 triliun.

"Fokusnya adalah pada harapan baru pembicaraan stimulus karena Presiden AS terus mendorong untuk menyelesaikan kesepakatan dan emas mengabaikan kekuatan dolar AS," kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

"Namun memang kekuatan dolar AS tidak bisa diabaikan. Penguatan dolar AS tetap akan membuat kenaikan harga emas kemungkinan akan terbatas." tambah dia.

Dolar AS menahan kenaikan terhadap saingannya, didukung oleh pernyataan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin pada hari Rabu bahwa kesepakatan stimulus akan sulit dicapai sebelum pemilihan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengangguran

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Lebih lanjut mendukung harga emas, klaim pengangguran mingguan AS secara tak terduga naik minggu lalu.

“Jumlah pengangguran menunjukkan bahwa kami belum keluar dari masalah. kami masih memiliki banyak rintangan yang harus dihadapi yang menunjukkan kemungkinan lebih banyak intervensi pemerintah melalui stimulus dan menekan suku bunga,” kata kepala investasi Sica Wealth Management, Jeffrey Sica.

Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang, dan ketidakpastian, telah naik 25 persen tahun ini. Kenaikan tersebut didorong oleh stimulus global besar-besaran untuk melindungi ekonomi dari kemerosotan yang disebabkan pandemi Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya