Hari Pangan Sedunia, Menteri Edhy Yakin Kelautan dan Perikanan Jadi Penyelamat saat Pandemi

Perikanan tangkap memiliki potensi mencapai 12,5 juta ton per tahun dan lahan budidaya lebih dari 4,5 juta haktare.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2020, 12:32 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2020, 12:32 WIB
KKP Dorong Ekspor Hasil Tangkap Ikan Nelayan Tradisional
Nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan laut di Muara Baru, Jakarta, Kamis (29/3). Untuk mendorong ekspor komoditas perikanan KKP akan memberikan bantuan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Negara-negara di dunia tengah menghadapi masa-masa sulit karena krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial. Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi, 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun 2020 karena resesi ekonomi dunia imbas wabah Covid-19.

Sebelum pandemi, sudah ada lebih dari 2 miliar orang tidak memiliki akses tetap untuk makanan yang aman dan bergizi, dan hampir 700 juta orang tidur dalam keadaan lapar.

Dalam situasi seperti ini, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo optimis, sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi solusi mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Peringatan Hari Pangan ini satu momentum yang baik, untuk meyakinkan kita bahwa dalam menghadapi sulitnya kondisi saat ini imbas Covid, saya sangat optimis sektor kelautan dan perikanan menjadi solusi, baik itu lapangan pekerjaan maupun devisa negara," ujar dia, Jumat (16/10/2020).

Optimisme ini berangkat dari tercerminnya permintaan hasil perikanan Indonesia tetap tinggi di pasar internasional. Terjadi peningkatan ekspor sebesar 6,9 persen pada semester I 2020 atau setara 2,4 miliar dolar AS.

Sumber daya ikan Indonesia juga sangat melimpah. Baik di sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

Perikanan tangkap memiliki potensi mencapai 12,5 juta ton per tahun dan lahan budidaya lebih dari 4,5 juta haktare. Hanya saja, sambung Edhy, hasilnya belum optimal.

Untuk meningkatkan produksi sektor perikanan, Edhy rutin membangun komunikasi dengan banyak pihak. Tidak sebatas dengan stakeholder, tapi juga pemerintah daerah serta kementerian maupun lembaga hingga organisasi dunia, salah satunya FAO.

Edhy mencontohkan beberapa keberhasilan dari komunikasi yang dibangun, di antaranya harga pakan ikan yang tidak naik di masa pandemi, kemudahan perizinan kapal di atas 30 GT yang kini hanya butuh waktu satu jam, serta masuknya ikan dalam item bantuan sosial.

"Jadi saya pikir, langkah saya membangun komunikasi secara menyeluruh. Terintegrasi. Kalau ini sudah terbuka, komunikasi yang baik, apapun enak," tegasnya.

Untuk menjamin rantai produksi sektor kelautan dan perikanan berjalan di masa pandemi, KKP akan menyalurkan sejumlah bantuan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional, diantaranya ialah bantuan gudang pendingin portable, alat tangkap ikan, keramba jaring apung, sarana dan prasana untuk petambak garam.

Edhy berharap bantuan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir. Kebijakan KKP dipastikan tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tapi juga keberlanjutan.

 

Tonton Video Ini

Pahlawan Pangan

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan restocking 50.000 ekor ikan nilem ke Waduk GOR Jakabaring. (Foto: KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan restocking 50.000 ekor ikan nilem ke Waduk GOR Jakabaring. (Foto: KKP)

Saat ini, KKP bersama GEF/FAO tengah menjalankan GEF/FAO ISLME Project serta iFISH. Tujuan proyek ini ialah mendorong pengelolaan perikanan skala kecil dan menjamin berjalannya pengelolaan sumber daya ikan sesuai kaidah keberkelanjutan.

Lebih dari itu, Hari Pangan Sedunia tahun ini juga memberikan kesempatan untuk berterima kasih kepada "Pahlawan Pangan" meliputi petani, nelayan, komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan yang dalam keadaan apa pun terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.

Sementara, Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.

"Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua," ungkap Perwakilan FAO di Indonesia Victor Mol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya