Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM: UMKM Adalah Roh Ekonomi Nasional

Sebanyak 64 juta pelaku usaha yang ada di Indonesia, 99,99 persen diantaranya adalah UMKM.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Des 2020, 14:45 WIB
Diterbitkan 01 Des 2020, 14:44 WIB
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenkopUKM) Rully Indrawan menegaskan pelaku UMKM merupakan nyawa dan roh bagi pertumbuhan ekonomi nasional, jangan kecilkan dan rendahkan mereka, jangan anggap sepele pelaku UMKM.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenkopUKM) Rully Indrawan menegaskan pelaku UMKM merupakan nyawa dan roh bagi pertumbuhan ekonomi nasional, jangan kecilkan dan rendahkan mereka, jangan anggap sepele pelaku UMKM.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenkopUKM) Rully Indrawan menegaskan pelaku UMKM merupakan nyawa dan roh bagi pertumbuhan ekonomi nasional, jangan kecilkan dan rendahkan mereka, jangan anggap sepele pelaku UMKM.

Kata Rully, 64 juta pelaku usaha yang ada di Indonesia, 99,99 persen diantaranya adalah UMKM. Dari jumlah itu, 90 persen merupakan pelaku usaha mikro, seperti pedagangan kaki lima, penjual bakso, dan sebagainya. UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen.

"Selain jangan mengecilkan peran UMKM, dirinya mengajak kalangan kampus untuk mempersiapkan diri menjadi pelaku usaha. Selain itu, perlu adanya kebijakan yang berpihak pada UMKM. Muncullah yang dinamakan UU Cipta Kerja," kata Rully, Selasa (1/12/2020).

Menurutnya di tengah pandemi seperti sekarang, pemerintah harus berada di depan. Karena, hanya belanja pemerintah yang bisa menggerakkan ekonomi. Untuk itu, alokasi APBN pun mengalami refocussing. Yakni, untuk jaring pengaman sosial, kesehatan, dan pemulihan ekonomi.

"Yang pertama dibidik adalah UMKM. Saat ini, semua menteri fokus dan bicara UMKM. Karena, di masa pandemi ini, yang mampu menggerakkan ekonomi bangsa hanya UMKM," katanya.

Untuk usaha mikro, saat ini sudah menikmati Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta perorang. Ada yang jualan di sekolah, tapi sekolahnya tutup, sehingga modal tergerus untuk kebutuhan sehari-hari. Pemerintah hadir melalui program hibah BPUM.

Tahun ini, telah disiapkan sebesar Rp28 triliun bagi 12 juta pelaku usaha mikro yang bisa mendapatkan Banpres Produktif. "Tahun depan, In Syaa Allah, akan ditambah lagi. Karena butuh stimulus-stimulus agar ekonomi bergerak," ucapnya.

Di samping itu, ada juga program relaksasi kredit, subsidi bunga, dan lainnya. Untuk koperasi, ada LPDB KUMKM. Semua itu dilakukan agar ekonomi masyarakat bisa jalan dan bergerak. Pelaku ekonomi harus bangkit lagi.

Hal itu dijalankan karena rontoknya bisnis UMKM bukan hanya dari sisi pasokan saja, melainkan juga terkena pada sisi permintaan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Bergabung ke Koperasi

Pengrajin Garuda Pancasila
Salah satu kerajinan lambang Garuda Pancasila di bengkel rumahan, Jakarta, Kamis (13/8/2020). Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartanto memaparkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam bentuk bantuan bagi UMKM tercatat Rp32,5 triliun per 3 Agustus 2020. (merdeka.com/Imam Buhori)

Lebih lanjut Rully mengatakan untuk mempercepat pergerakan UMKM, pihaknya mendorong para pelaku UMKM untuk bergabung dalam wadah koperasi. Saat ini, koperasi sebagai agregator ekonomi nasional.

Bagi Rully, bila pelaku UMKM jalan sendiri-sendiri, maka akan sulit untuk berkembang. Bahkan, sesama mereka bisa saling menjatuhkan. Dengan UMKM tergabung dalam koperasi, akan memiliki bargaining position yang kuat, termasuk dalam menentukan harga jual produknya.

"Pelaku UMKM membutuhkan koperasi sebagai agregator. Nantinya, UMKM fokus dalam memproduksi, sedangkan koperasi yang akan mengurus penjualan, bahan baku, akses pembiayaan, hingga perijinan. Itulah makna berkoperasi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya