Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) November 2020 naik sebesar USD 2,60 per barel dari Oktober 2020 sebesar USD 38,07 per barel, menjadi USD 40,67 per barel. Salah satu penyebabnya adalah optimisme penemuan vaksin Covid-19.
Penetapan harga ICP ini tercantum dalam Kepmen ESDM Nomor 239 K/13/MEM/2020, dikutip dari situs resmi Ditjen Migas, Rabu (9/12/2020). Payung hukum tersebut juga menetapkan ICP SLC bulan November 2020 juga mengalami peningkatan sebesar USD 3,16 per barel dari USD 39,64 per barel menjadi USD 42,80 per barel.
Baca Juga
Peningkatan harga minyak mentah Indonesia disebabkan membaiknya kondisi permintaan minyak di kawasan Asia Pasifik.
Advertisement
Penyebab lain adalah perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada November 2020 dibandingkan Oktober 2020 yang mengalami kenaikan, kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat yang berdampak pada sentimen positif bagi para investor.
Peningkatan harga minyak juga dipengaruhi optimisme pasar setelah informasi perkembangan vaksin Covid-19 oleh para produser vaksin, yang mengklaim dapat mencapai efficacy rate diatas 90 persen dan optimisme pasar terhadap peluncuran paket stimulus ekonomi oleh Amerika Serikat.
Selain itu, berdasarkan laporan EIA, Penurunan Stok Distillate di Amerika Serikat selama November 2020 yaitu menjadi 142,6 juta barel dibandingkan periode yang sama di bulan sebelumnya sebesar 156,2 juta barel dan merupakan stok terendah sejak bulan April 2020.
Peningkatan harga minyak mentah di pasar internasional juga dipengaruhi laporan OPEC bulan November 2020, yaitu proyeksi suplai minyak mentah dari negara-negara Non OPEC lebih rendah dari perkiraan bulan sebelumnya, untuk triwulan 3 turun 0,05 juta barel per hari, triwulan 4 turun 0,17 juta barel per hari dan untuk tahun 2020 turun 0,06 juta barel per hari.
Trend kenaikan margin kilang pada hampir seluruh kilang di Dunia, terutama untuk kilang di wilayah Eropa, Asia dan Amerika.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 di Amerika, Brazil dan Negara-negara kawasan Eropa lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada publikasi sebelumnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Faktor Pendorong Lain
Faktor lainnya adalah pelaku pasar berkeyakinan bahwa negara-negara OPEC akan kooperatif dalam melakukan pemotongan produksi. Pertemuan OPEC di tanggal 30 November - 1 Desember 2020 diyakini bahwa pemotongan produksi akan dilanjutkan.
Berdasarkan data dari Baker hughes, jumlah operasional oil rig internasional di bulan oktober 656 unit, kondisi ini turun 46 unit dibanding bulan sebelumnya dan jauh lebih rendah 474 unit dibanding tahun 2019.
Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh proyeksi pertumbuhan perekonomian di China yang terus mengalami kenaikan yaitu 3,2 persen di triwulan II dan 4,9 persen di triwulan III dan merefleksikan permintaan minyak yang terus menguat yaitu 12,85 juta barel per hari di triwulan II, kemudian 12,97 juta barel per hari di triwulan III dan 13,58 juta barel per hari di triwulan IV tahun 2020.
Selain itu, peningkatan permintaan minyak di India utamanya jenis kerosene, gasoline, naphta dan diesel.
Advertisement