Liputan6.com, Jakarta - Deni Hermanto memutuskan untuk tak melanjutkan profesinya sebagai juru masak di kapal pelayaran lintas negara pada 2014. Padahal gaji Deni di kapal tersebut mencapai ribuan dolar AS.Â
Pria 45 tahun ini justru memilih untuk memulai usaha pengolahan ikan bersama istrinya di Pantai Teleng Ria, Pacitan, Jawa Timur. Hal ini ia lakukan karena menyadari kampung halamannya menyimpang potensi yang bisa dikembangkan demi mendapatkan cuan.
"Rumah saya dekat laut, potensinya jelas. Lalu kenapa saya harus jauh-jauh dari rumah dan keluarga?," ungkap Deni seperti dikutip dari keterangan resmi Humas Ditjen PDSPKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Jumat (1/1/2021).
Advertisement
Dia mengaku sempat terpikirkan untuk pensiun dini dari aktivitasnya sebagai koki. Namun, istrinya meyakinkan untuk tetap menekuni bidang kuliner dengan membuka usaha sendiri.
"Awalnya mikir (untuk pensiun), tapi istri meyakinkan untuk usaha di rumah, ya Bismillah saja kita," ungkapnya.
Berbekal pengalaman memasak di kapal pelayaran dan pelatihan pengolahan ikan, Deni dan istrinya mantap membuka usaha sendiri. Deni menyulap tahu bakso dengan isian daging ikan tuna.
Bukan tanpa alasan, pemilihan ikan tuna ini dinilai lebih mudah didapat. Dia juga sudah akrab dengan komoditas yang disebut sebagai ikan perenang andal..
Sebab, pesisir selatan Pulau Jawa dikenal sebagai gudang ikan tuna. Terpikir olehnya untuk mengolah ikan tuna demi mendapatkan nilai tambah penjualan ikan dengan nama latin Thunnini tersebut.
"Nah dari situ kita berpikir, kenapa tidak kita olah saja biar memiliki nilai tambah," kata Deni.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Merek Sabrina
Produk ikan tuna olahannya pun diberi merek 'Sabrina'. Meski usahanya ini tak langsung meroket, namun bapak satu anak ini berusaha menekuni profesi barunya. Kini, setelah 6 tahun berlalu, Deni sudah bisa memperkerjakan 25 warga lokal.
Omzet usahanya pun mencapai Rp 100-200 juta per bulan. Selama 6 tahun berjalan, dia juga melakukan inovasi dengan menciptakan varian rasa tahu tuna. Kini, tahu bakso tuna bikinan Deni telah memiliki tiga varian sebagai pembeda; pedas, sayur dan biasa.
Salah satu hambatan utama bisnis tersebut yang diakui Deni terkait infrastruktur. Minimnya logistik ini karena tidak adanya stasiun, pelabuhan, maupun bandara di Pacitan.
Meski begitu,hal tersebut tak menyurutkan semangat Deni dan istri. Faktanya, di tengah keterbatasan tersebut, area pemasaran produk mereka telah menjangkau sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Ibu Kota Jakarta.
Bahkan, usaha olahan ikan 'Sabrina' pun tak goyah dihantam dampak pandemi Covid-19. Bahkan usaha tahu tunanya tak pernah berhenti.
"Alhamdulillah, kita tetap kirim ke Jakarta, Jawa Barat, Jogja dan kota-kota lain. Orderan ada terus," katanya.
Dia pun mengajak masyarakat yang tinggal di dekat perairan, baik laut maupun sungai untuk berani berinovasi. Memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar, khususnya di sektor perikanan laut.
"Kita yakin dan berani inovasi saja. Dan betul, potensi kelautan-perikanan itu luar biasa," kata dia.
Â
Advertisement
Difasilitasi Pemerintah
Keberhasilan Deni memanfaatkan sumber daya di sekitarnya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti memastikan, produk olahan memiliki nilai tambah sekaligus memberikan daya saing bagi para pelaku usaha, baik nelayan maupun pembudidaya.
"Potensi di sektor kelautan dan perikanan sangat besar, karenanya kita mengajak masyarakat untuk bangkit bersama. Kita siap memfasilitasi," kata Artati.
Karenanya, dia mendorong masyarakat untuk ikut terlibat dalam usaha pengolahan. Kementerian Kelautan dan Perikanan mengaku siap memfasilitasi masyarakat mulai dari pelatihan, pendampingan, pembiayaan dan pemasaran.
Khusus pembiayaan bisa diakses melalui kredit usaha rakyat (KUR) laman bit.ly/aksesmodal_KKP. Sedangkan untuk pemasaran, pemerintah memiliki program Pasarlautindonesia.id.
Program ini menjadi bagian dari #BanggabuatanIndonesia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Hingga kini, telah tergabung 1.355 UMKM dalam pasar laut Indonesia.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Produk Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan, Hendri Dwi Prajoedi menyatakan siap memfasilitasi pelaku usaha hingga mendapatkan legalitas.
Hal ini untuk menjaga keberlanjutan usaha sekaligus meningkatkan skala usaha. "Jadi kita dampingi juga, kita di dinas fasilitasi legalitas usahanya juga," terang Hendri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com