Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit mengatakan, pemerintah dan pelaku UMKM bersama-sama mengambil langkah pasti agar sesegera mungkin memulihkan sektor UMKM.
“Kami mengharapkan tidak hanya pemerintah yang melakukan perbaikan database, kolaborasi, dan membuka berbagai akses bagi UMKM melalui berbagai kebijakan, tetapi UMKM juga harus konsolidasi, digitalisasi, kreatif, serta inovatif berbasis R&D,” kata Victoria dalam keterangan tertulis, Minggu (3/1/2021).
Menurunnya, sektor yang sangat potensial untuk digarap adalah sektor pertanian. Jika dilihat datanya, sektor pertanian ini trennya tetap positif. Terakhir di kuartal 3 tahun 2020 angkanya di 2.15 persen.
Advertisement
“Ini potensi. Pangan itu tetap dibutuhkan meski pandemi menerjang,” katanya.
Apalagi UMKM merupakan sektor yang harus pulih lebih dulu. Karena, 99 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM dan penyerapan tenaga kerjanya mencapai 97 persen.
"Masyarakat harus terlibat secara nyata, yakni dengan belanja produk UMKM supaya ekonomi bisa tetap bergulir," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Dana PEN
Lanjutnya, pemerintah telah melakukan berbagai kolaborasi. Diantaranya, alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp 123,46 triliun untuk UMKM dan berbagai program lintas stakeholders telah ditempuh sebagai langkah gotong-royong, untuk memastikan UMKM bertahan di tengah dampak covid-19 yang kian menyesakkan.
Adapun KemenKopUKM juga telah melakukan enam program PEN khusus UMKM, mulai dari Restrukturisasi Usaha hingga Banpres Produktif, 3,4 juta unit UMKM onboarding, Rp303 triliun potensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP).
Lalu Rp 35 triliun potensi belanja BUMN, 27 juta masker UMKM senilai Rp150 miliar, kolaborasi 9 Agregator untuk pemenuhan 7 komoditas pangan masyarakat dari KUMKM melalui 9 Klaster Pangan BUMN.
Advertisement