Go Digital, Bisnis UMKM Bakal Cepat Melejit

UMKM bisa berkembang dengan cepat salah satunya dengan dengan dukungan digitalisasi terutama dalam hal pembayaran digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2022, 09:02 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2022, 16:10 WIB
Inspirasi Bisnis Online dari Rumah, Paling Dicari dan Gak Ada Matinya
Ilustrasi pelaku UMKM. (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia layanan pembayaran PT Reksa Transaksi Sukses Makmur (OttoPay) menilai UMKM bisa berkembang dengan cepat salah satunya dengan dengan dukungan digitalisasi terutama dalam hal pembayaran digital.

Direktur Utama OttoPay Grace Sunarjo mengatakan, saat ini OttoPay telah mengajak puluhan ribu UMKM, terutama warung dan toko kelontong, untuk bertransaksi secara digital dan juga lebih dari 40 ribu mitra bisnis modern telah menikmati layanan solusi pembayaran digital.

Tak hanya pembayaran secara digital melalui EDC dan QRIS, OttoPay kini menambahkan layanan baru yaitu business portal di mana mitra bisnis dapat monitor langsung laporan transaksi secara real time. OttoPay juga menawarkan layanan sharing fee otomatis di mana mitra bisnis bisa langsung berbagi keuntungan dengan partner usaha.

"Fitur Sharing Fee ini menjawab kebutuhan mitra usaha salah satunya waralaba atau franchise yang biasanya terikat sharing profit. Dengan adanya pencatatan dan perhitungan yang telah dilakukan secara digital diharapkan dapat mempermudah mitra bisnis dan mengurangi kesalahan apabila dilakukan secara manual," ujar Grace dikutip dari Antara, Jumat (3/6/2022).

OttoPay memiliki mitra bisnis di berbagai industri mulai dari restoran hingga e-commerce. Beberapa di antaranya adalah KFC, Warunk Upnormal, Bumame, iStyle, Elevenia, dan lainnya.

"Sebagai tempat nongkrong yang kekinian, kami berusaha menyesuaikan tak hanya tempat dan menu makanan, cara pembayaran juga disesuaikan dengan kebiasaan anak milenial yang sudah terbiasa cashless," kata Abdul Rohman selaku Area Manager Outlet Bandung Warunk Upnormal.

Selain memberikan kemudahan solusi berbisnis secara digital, OttoPay yang bersinergi dengan perusahaan penyedia solusi manajemen loyalitas pelanggan OttoPoint, menyadari loyalitas pelanggan menjadi hal sangat penting.

Hal itu terlihat dari data statistik survei independen di beberapa perusahaan, sebanyak 82 persen responden setuju bahwa biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih efisien dibandingkan mengakuisisi pelanggan baru, yang berarti bahwa program loyalitas bisa menjadi solusi bagus untuk para pelaku bisnis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Program Loyalitas

PT Poin Sukses Makmur (OttoPoint)
PT Poin Sukses Makmur (OttoPoint).

Direktur Utama PT Poin Sukses Makmur (OttoPoint) James Hamdani mengatakan, pihaknya menawarkan program loyalitas pelanggan berbasis koalisi dengan menggandeng beragam brand maupun perusahaan untuk berada di satu ekosistem yang lebih efisien dan menguntungkan.

Program loyalitas itu diaplikasikan dalam bentuk poin dan katalog reward. Hal tersebut memberikan keuntungan untuk mitra bisnis, karena mereka tidak perlu membangun sistem loyalitas dari nol.

"Rata-rata mitra kami telah berhasil menaikkan frekuensi transaksi sebanyak 25 persen dan volume transaksi 35 persen dalam waktu kurang lebih tiga bulan," ujar James.

Kementerian Koperasi dan UKM optimis 30 juta UMKM akan go digital pada 2024 mendatang. Melihat potensi pasar dan adanya kemudahan membuka usaha, menjadi peluang besar bagi calon wirausaha atau entrepreneurship.

Hal itu yang membuat OttoPay dan OttoPoint ingin membantu lebih banyak mitra untuk memaksimalkan bisnisnya dengan solusi digital dan loyalitas pelanggan.

 

3 Inisiatif Bank Indonesia Dorong Perkembangan Pembayaran Digital

Ilustrasi ekonomi digital. Freepik
Ilustrasi ekonomi digital. Freepik

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pembayaran digital sangat penting untuk mendorong pemulihan ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan tema Presidensi G20 2022 yaitu Recover Together, Recover Stronger.

Perry menjelaskan, dalam upaya mendorong pembayaran digital, BI menjalankan 3 inisiatif sebagai bentuk aksi kolektif, kolaboratif dan inklusif di antara negara maju dan berkembang.

Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech. Kedua, pengembangan infrastuktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi, dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST.

"Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM," jelas dia dalam seminar bertajuk Inovasi Sistem Pembayaran Digital, Senin (14//2/2022). Seminar ini merupakan bagian dari side event rangkaian pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Presidensi G20.

Perry juga mengungkapkan bahwa layanan digital banking telah berkembang secara baik dalam menyediakan pembayaran ritel. Perkembangan digital memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, serta bersama-sama menuju pembayaran mancanegara.

Dalam kondisi saat ini, kolaborasi dan aksi bersama antara negara berkembang dan negara maju kian penting sejalan dengan tujuan dari G20. Di sisi domestik, berbagai strategi akan efektif apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif.

 

  

Dukung CHSE Pariwisata

Sejalan dengan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyampaikan bahwa pembayaran digital dapat mendukung setiap dimensi pariwisata yaitu Cleanliness, Health, Safety, and Evironment (CHSE) yang mendorong jumlah dan transaksi wisatawan.

Di samping itu, pendalaman inisiatif pembayaran digital yang dilakukan Bank Indonesia diyakini dapat mengakselerasi sektor pemerintah maupun bisnis. Sementara di sektor transportasi, ekspansi konektivitas jalan tol menjadi prospek positif bagi industri pembayaran digital.

Adapun dari sisi perbankan, pembayaran digital secara signifikan telah mendorong tingkat transaksi nasabah di seluruh daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia bersama Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso Liem, Ketua Perbanas Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir, Wakil Ketua KADIN Shinta W. Kamdani, meluncurkan program '#AyoPakai QRIS Road to 15 juta pengguna baru'.

Acara yang diwujudkan dengan aksi scan QRIS untuk “pembelian sate Pasar Gawok jarak jauh", menjadi representasi meluasnya penggunaan QRIS yang telah terentang di penjuru daerah hingga mancanegara. 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya