Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Presiden Jokowi sempat membisiki dirinya saat peluncuran PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara sempat memuji logo perusahaan bank pelat merah itu sembari meminta agar kinerja perusahaan sebagus logonya.
"Kemarin ketika Bapak Presiden pada saat meluncurkan BSI, membisikkan ke saya. Pak Menteri, logonya bagus, tapi titip usahanya harus bagus," ujarnya, dalam acara Perkenalan BSI, Jakarta, Kamis (4/2).
Baca Juga
Erick Thohir mengatakan, dirinya juga memiliki keinginan yang sama. Salah satunya ingin melihat lebih banyak lagi perusahaan pelat merah yang masuk dalam daftar perusahaan publik terbesar dunia versi Forbes.
Advertisement
Adapun BUMN yang pernah masuk dalam daftar bergengsi tersebut di antaranya adalah PT BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, termasuk PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Lebih lanjut, kata Erick Thohir, pihaknya dalam 3 tahun ke depan akan terus memperbaiki tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG) serta transparansi BUMN. Hal tersebut, agar lebih banyak anak atau cucu perusahaan negara yang dapat dilepas di papan bursa dalam negeri.
"Sesuai roadmap (peta jalan) Kementerian BUMN, kami mengharapkan ada BUMN yang go global. Tidak mengakuisisi, tapi juga bersaing peringkat secara global," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BSI Beroperasi, Bagaimana Nasib Dana Nasabah Bank Syariah BUMN?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada Senin, 1 Februari 2021.Â
Peresmian ini sekaligus menandai peleburan tiga bank syariah BUMN yang selama ini beroperasi, yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah dan PT BRIsyariah.
Setelah bergabung jadi Bank Syariah Indonesia, lantas bagaimana nasib nasabah ketiga bank tersebut?
Direktur Utama Bank Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan, merger ketiga bank syariah tersebut belum berlaku efektif bagi para nasabah di masing-masing bank.
"Nasabah tidak perlu khawatir, kami memastikan layanan dan operasional untuk nasabah pun akan tetap berjalan berdasar pemenuhan kebutuhan nasabah (customer centric). Tidak ada perubahan pada operasional, kebutuhan nasabah tetap menjadi prioritas dan pelayanan akan tetap kami berikan secara optimal," ujar Toni, dikutip Selasa (2/2/2021).
Toni menyatakan, penggabungan ketiga bank syariah milik Himbara tersebut bertujuan agar Indonesia yang merupakan negara berpopulasi umat muslim terbesar di dunia mampu memiliki bank syariah terbesar di Tanah Air yang berskala global.Â
Advertisement
Tingkatkan Potensi Ekonomi
Selain itu, penggabungan ini diharapkan semakin meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sedang tumbuh positif meski di tengah pandemi.
Menurut dia, perbankan syariah secara umum berpotensi tumbuh dan berkembang ditengah tantangan ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi Covid-19. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah beberapa tahun terakhir.
Disebutkan Toni, sinergi bank syariah milik BUMN ini juga diharapkan akan mampu meningkatkan inovasi ekonomi dan keuangan syariah menjadi lebih modern.
"Insya Allah kami optimis bank syariah nasional yang bersatu dan bersinergi ini akan menciptakan bank syariah yang modern, inovatif, berbasis digital, berskala global sehingga harapannya bisa memberikan manfaat lebih luas, lebih besar kepada lebih banyak stakeholders. Dan pada akhirnya dapat memakmurkan perekonomian Indonesia. Kami siap membantu dan menyelesaikan proses merger ini agar manfaatnya segera dapat dirasakan seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.   Â