Tiga Faktor Utama Kerangka Kebijakan Pemulihan Ekonomi 2021

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya mencapai 5,3 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2021, 20:39 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 20:35 WIB
FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya mencapai 5,3 persen. Proyeksi ini lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah sebelumnya, yakni berada di kisaran 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen di 2021.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan, setidaknya terdapat tiga faktor utama sebagai framework kebijakan pemulihan ekonomi 2021. Diantaranya adalah intervensi kesehatan, anggaran yang fleksibel dan reformasi struktural.

“Nomor satu adalah intervensi kesehatan, di bawah kategori ini ada vaksin dan vaksinasi, dilanjutkan dengan pengetatan protokol kesehatan 3M dan tentu saja intervensi lainnya. Ini sangat penting, ini adalah pengubah pertama,” kata Suahasil dalam acara Indonesia Economic Outlook 2021, secara virtual, Senin (8/2/2021).

Faktor utama yang kedua adalah anggaran yang fleksibel untuk perlindungan sosial. Ini diprioritaskan untuk membantu kelompok terbawah dan kelompok rentan serta untuk memastikan bahwa sektor usaha baik mikro, kecil menengah, dan korporasi besar dapat terus berjalan selama masa pandemi dan mencari kemampuan untuk menjaga kelangsungan usaha.

Sementara untuk faktor utama ketiga adalah reformasi struktural. Menurutnya, Indonesia harus melakukan reformasi, sehingga ketika ekonomi pulih Indonesia telah memiliki platform baru untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan nasional. Salah satunya melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

“Jadi, ketiganya sangat penting bagi perekonomian Indonesia 2021. Kita harapkan dengan tiga item ini yang berperan dan kita terus pastikan bahwa APBN akan menjadi kunci pengendalian pandemi serta pemulihan ekonomi,” jelasnya Wamenkeu.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi akan meningkat berkisar antara 4,5 persen hingga 5,3 persen dan ini cukup sejalan dengan proyeksi lembaga internasional untuk Indonesia di tahun 2021. Dimana tiga faktor utama diatas berperan sangat penting untuk mendorong transformasi ekonomi dan pemulihan ekonomi nasional.

“Sekali lagi izinkan saya menyampaikan apresiasi saya pada Seminar Outlook Perekonomian Indonesia 2021 dan semoga ini menjadi platform yang baik untuk membahas pemulihan ekonomi nasional Indonesia,” pungkas Wamenkeu.

Dwi Aditya Putra

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wamenkeu Proyeksi Ekonomi 2021 Tumbuh 5,3 Persen

Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018
Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya mencapai 5,3 persen. Prediksi ini lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah sebelumnya, yakni berada dikisaran 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen di 2021.

"Pemulihan ekonomi berlanjut di 2021 diproyeksi tumbuh 4,5 sampai 5,3 persen," kata Suahasil dalam acara Indonesia Economic Outlook 2021, secara virtual, Senin (8/2).

Dia mengatakan untuk mengejar pertumbuhan tersebut, kebijakan fiskal dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan digunakan secara optimal untuk mendorong momentum pemulihan berkelanjutan.

"APBN 2021 ekspansif dan difokuskan untuk melanjutkan Penanganan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi melalui realokasi ke belanja produktif dan penguatan program PEN," ujarnya

Di samping itu, beberapa langkah penanganan Covid-19 terus diintensifkan oleh pemerintah. Karena penularan Covid-19 masih ekskalatif di global dan domestik.

Sementara program vaksinasi sendiri sudah mulai berjalan. Vaksinasi dianggap menjadi faktor positif menekan penularan dan mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas ekonomi.

Dia menambahkan faktor proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2021 juga akan anne-marie dorong oleh implementasi reformasi struktural. Salah satunya melalui aturan turunan undang-undang Cipta kerja dan pembentukan Indonesia Investment Authority (INA).

"Ini berpotensi mendorong peningkatan ease of doing business penciptaan lapangan kerja dan memperkuat investasi pada periode pemulihan perekonomian," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya