Tahap Awal, Vaksinasi Covid-19 Sasar 115 Pasar di Jabodetabek

Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan menjadi contoh penerapan vaksinasi di provinsi lain.

oleh Andina Librianty diperbarui 17 Feb 2021, 11:40 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2021, 11:40 WIB
FOTO: Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi COVID-19 Tahap Kedua di Puskesmas Palmerah
Petugas medis bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Palmerah, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Pemberian vaksin COVID-19 tahap kedua dilaksanakan terhadap tenaga kesehatan mulai hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan menjadi contoh penerapan vaksinasi di provinsi lain. Pemerintah pun secara bertahap akan memberikan vaksin kepada para pedagang di seluruh pasar di Jabodetabek.

"Sesudah melihat ini, kita nanti akan masuk ke semua pasar di Jakarta secara bertahap, dan saat ini ada sekitar 115 pasar di Jabodetabek. Ini akan menjadi model untuk provinsi-provinsi lain," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada Rabu (17/2/2021).

Untuk proses vaksinasi di Tanah Abang akan dilakukan selama 5 hari. Berdasarkan data yang diterima, sudah ada 9.700 pedagang Pasar Tanah Abang yang mendaftar untuk menerima vaksin.

"Kita akan buka selama lima hari, dan kita terbuka kalau ada pedagang beroperasi di sini, maka silahkan mendaftar. Dari data awal ada 55 ribu, tapi kita juga tidak tahu berapa banyak yang sebenarnya ada," jelas Budi.

Penyuntikan vaksin pada hari ini dilaksanakan di dua titik. Pertama di lantai 8 blok A Pasar Tanah Abang untuk para pedagang. Lokasi kedua di lantai 12 blok A untuk para pegawai PD Pasar Jaya.

Target vaksinasi pada hari ini sekitar 1.500 peserta.

Proses vaksinasi pada hari ini terdiri dari empat alur, yaitu pendaftaran ulang, screening, vaksinasi, dan observasi. Peserta vaksin tidak boleh langsung pulang, karena harus ada observasi agar petugas kesehatan bisa tahu apa yang mereka rasakan setelah divaksin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ini Alasan Pemerintah Sasar Lansia pada Vaksinasi Covid-19 Tahap 2

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin didampingi Direktur Utama RS Cipto Mangunkusumo Lies Dina Liastuti melihat proses vaksinasi COVID-19 tenaga kesehatan lansia di Paviliun Kencana RSCM Jakarta, Kamis, 11 Februari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Pemerintah telah melakukan vaksinasi terhadap lebih dari 1 juta tenaga kesehatan dalam waktu 1 bulan sejak pertama kali dimulai pada 13 Februari 2021 lalu.

Melihat perkembangan yang positif dan untuk mencapai kekebalan kelompok, maka program vaksinasi akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yang menyasar kelompok prioritas berikutnya, yaitu masyarakat lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik. 

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, "Kita tahu lansia memiliki beban berat terkait angka kesakitan dan kematian akibat terinfeksi COVID-19, sementara petugas pelayanan publik memiliki interaksi dan mobilitas yang tinggi," ungkap dia dalam pernyataannya, Rabu (17/2).

Nadia bilang, pemerintah menargetkan akan memvaksinasi 16,9 juta petugas layanan publik dan 21,5 juta lansia di seluruh Indonesia. "Untuk tahapan registrasi nantinya tidak harus menunggu SMS atau pemberitahuan dari aplikasi, namun cukup datang ke fasilitas kesehatan (faskes) dan akan langsung terdaftar di sistem PCare yang sudah kami sediakan sebelumnya," terangnya.

Nantinya ada beberapa cara untuk pemberian vaksinasi tahap kedua ininantinya, yaitu berbasis faskes, berbasis institusi, vaksinasi massal di tempat, dan vaksinasi massal bergerak, seperti vaksinasi bagi pedagang pasar yang akan dilakukan di pasar. "Sehingga tidak lagi penerima vaksin harus datang ke faskes," ujarnya.

Kendati masyarakat sebentar lagi akan mendapatkan vaksinasi, Nadia menghimbau bahwa upaya ini belum cukup untuk mencegah penularan Covid-19. Walhasil penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan dalam segala aktivitas di masa kedaruratan kesehatan ini.

"Vaksinasi, 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) serta 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) merupakan satu rangkaian utuh yang tidak terpisahkan. Setelah vaksin kita tidak boleh kendor melaksanakan protokol kesehatan," tutupnya.

KAI Sambut Baik

Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis mengukur tekanan darah ke dokter di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Vaksinasi Sinovac yang dilakukan secara paralel untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun dilakukan karena mereka rentan tertular virus Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sementara itu,  VP Public Relations PT. Kereta Api Indonesia, Joni Martinus menyatakan, menyambut baik dan mendukung penuh program vaksinasi kedua ini.

"Karena memang petugas pelayanan publik memiliki mobilitas tinggi terutama bagi petugas pelayanan penumpang dan pelayanan umum kami lainnya," ujarnya.

Untuk menyiapkan vaksinasi ini, PT. KAI akan memanfaatkan klinik mediska, yang dikelola perseroan yang tersebar di seluruh daerah operasi kereta api (Daop) pulau Jawa danSumatra. "Telah kami daftarkan sebagai tempat pelaksanaan vaksinasi," terangnya.

Selain itu, PT KAI juga sudah mengikutsertakan dokter dan perawat di beberapa daerah operasi perseroan untuk mengikuti pelatihan vaksinator. "Tentu dengan langkah-langkah ini akanmemperkuat dan mempercepat memperlancar proses vaksinasi di PT. KAI. Ada kurang lebih 13.526 yang terkait dengan petugas layanan publik di PT. KAI," tegasnya.  

Infografis Tolak Vaksinasi Covid-19 Terancam Denda hingga Sanksi Pidana

Infografis Tolak Vaksinasi Covid-19 Terancam Denda hingga Sanksi Pidana. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tolak Vaksinasi Covid-19 Terancam Denda hingga Sanksi Pidana. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya