Harga Cabai hingga Tarif Tol Bikin Inflasi 0,1 Persen di Februari 2021

BPS melaporkan angka inflasi di bulan Februari 2021 sebesar 0,10 persen.

oleh Athika Rahma diperbarui 01 Mar 2021, 12:08 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2021, 12:07 WIB
Aktivitas Pasar Tebet Timur, Jakarta
Pedagang menimbang cabai di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Senin (4/1/2021). Selama tahun 2020 atau Januari hingga Desember terjadi inflasi sebesar 1,68 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 103,93 pada Desember 2019 menjadi 105,68 pada Desember 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi di bulan Februari 2021 sebesar 0,10 persen. Beberapa kelompok pengeluaran memiliki andil terhadap inflasi, termasuk harga cabai hingga kenaikan tarif tol.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, cuaca ekstrim menyebabkan harga komoditas cabai mengalami peningkatan sehingga menyumbang inflasi.

"Di kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, komoditas yang memberi andil inflasi adalah cabai rawit dan ikan segar masing-masing 0,02 persen. Karena cuaca yang kurang bagus, harga cabai rawit di pasaran mengalami peningkatan," jelas Suhariyanto dalam rilis BPS, Senin (1/3/2021).

Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi 0,36 persen dan menyumbang inflasi keseluruhan sebesar 0,02 persen. "Andil terbesar ialah dari kenaikan upah asisten rumah tangga dengan andil 0,01 persen," katanya.

Lalu untuk kelompok transportasi mengalami inflasi 0,30 persen dengan andil 0,04 persen. Kata Suhariyanto, ada 2 komoditas yang dominan dalam menyebabkan inflasi, yaitu kenaikan tarif tol yang memberi andil inflasi sebesar 0,02 persen dan tarif angkutan udara di beberapa daerah yang memberi andil 0,01 persen.

"Kenaikan tol tertinggi terjadi di Surabaya dan di Bekasi," katanya.

Sementara, dari 11 kelompok pengeluaran, ada 5 kelompok yang tidak memberi andil inflasi, yaitu alas kaki, kesehatan, informasi komunikasi dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga dan budaya serta pendidikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: Inflasi Februari 2021 di Angka 0,10 Persen

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Februari 2021 di angka 0,10 persen. Inflasi ini naik dari Januari 2021 yang di angka 0,26 persen.

Dengan angka ini, maka tingkat inflasi tahun kalender dari Januari sampai Februari 2021 adalah sebesar 0,36 persen. Sementara infalasi tahunan sebesar 1,38 persen.

"Perkembangan harga berbagai komoditas Februari 2021 secara umum ada kenaikan tapi kenaikannya tipis sekali," kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, Senin (1/3/2021).

Dari 90 kota inflasi yang diapantau oleh BPS, 56 kota terjadi inflasi. Sementara 34 kotanya mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi pada Februari 2021 ini terjadi di Mamuju sebesar 1,12 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Tasikmalaya dan Sumenap sebesar 0,02 persen

"Bulan Januari lalu inflasi tertingginya juga di Mamaju karena kita tahu saudara kita di Mamuju sedang hadapi musibah bencana gempa bumi," kata dia

Meski begitu, inflasi pada Februari di kota Mamuju dianggap cenderung menurun dibandingkan posisi pada Januari 2021. Pada bulan lalu inflasi terjadi di Mamuju karena adanya peningkatan harga untuk beberapa komiditas ikan yang banyak dikonsumsi masyaraat setempat dan kenaikan tarif angkutan udara.

Sementara, deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar minus 1,55 persen. Ini disebabkan karena adanya penurunan beberapa komoditas seperti cabai merah, ikan, cabai rawit dan daging ayam ras. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Malang dan Tarakan sebesar minus 0,01 persen.

"Jadi ini mengindikasikan bahwa sampai dengan akhir Februari 2021 dampak pandemi masih terus bayangi perekonomian tidak hanya di Indonesia tapi di banyak negara, ini semua harus kita waspadai," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya